Sunday 24 June 2012

LLaporan diagram terner


kali ini aku  posting mengani laporan diagram terner ...aku posting laporan ini bukan untuk di kopy paste tapi saya peruntukkan untuk dijaidkan sebagai bahan tambahan dalam mengerjakan suatu laporan praktikumnya,,,,,so saya sarankan postingan ini jangan dikopy paste ajah yeah,,,,karena jika anda kopy paste sebenarnya bukan saya yg rugi tapi anda sendiri,,,kenapa ,,,,,,karena dengan anda kopy paste ajah maka anda tambah malas,,,,ookkkk,,,,mog psotingan ini bisa membantu teman 2.....
I.         TUJUAN
1.      Menentukan kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
2.      Menggambarkan fase diagram tiga komponen.
3.      Manggambarkan tie line pada diagram tiga komponen.
II.    PERINCIAN KERJA
v Pengumpulan data percobaan
v Memeriksa kebenaran data
v Perhitungan dari data percobaan

III.   ALAT yang DIPAKAI
v Labu erlenmeyer 50 ml           6 buah
v Erlenmeyer 100 ml                 8 buah
v Buret makro 25 ml                 3 buah
v Corong pemisah                     1 buah
v Statif dan penjepit buret        4 buah
v Penjepit cincin                        1 buah

IV.   BAHAN yang DIGUNAKAN
v Asam Asetat glasial
v Kloroform
v Larutan standar NaOH
v Indikator PP dan Aquadest

V.   DASAR TEORI
Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam suatu larutan. Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut air).Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang diperlukanuntuk menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap pelarut memiliki batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis larutan elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).Pemisahan suatu larutan dalamcampuran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan ekstraksi.Ektraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan kelarutankomponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak salingmelarutkan.
Bila suatu campuran cair,misalnya komponen A&B dicampurkan tidak salingmelarutkan sehingga membentuk dua fasa. Maka untuk memisahkannya digunakan pelarutyang kelarutannya sama dengan salah satu komponen dalam campuran tersebut. Sehinggaketiganya membentuk satu fasa.Sistem tiga komponen aturan fase menghasilkan F= 5 ± P. Bila terdapat satu fase,maka F = 4, oleh karenanya penggambaran secara geometrik yang lengkap memerlukan ruang berdimensi empat. Bila tekanan tetap, ruang tiga dimensi dapat digunakan. Bila suhu maupuntekanan tetap, maka F = 3 ± P dan sistem dapat digambarkan dalam ruang dua dimensi: P = 1,F = 2. Bivarian, P = 2, F = 1. Unvarian; P = 3, F = 0, invarian.Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua pengubah komposisi yang bebas, sebutsaja X2 dan X3. Jadi komposisi suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan dalam koordinatcartes dengan X2 pada salah satu sumbunya, dan X3 pada sumbu yang lain yang dibatasi olehgaris X2+X3=1. karena X itu tidak simetris terhadap ketiga komponen, biasanya, komposisidialurkan pada suatu segitiga sama sisi dengan tiap-tiap sudutnya menggambarkan suatukomponen murni, bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik didalamsegitiga ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga tersebut. Jarak antara setiap sudut ketengah-tengah sisi yang berhadapan dibagi 100 bagian sesuai dengan komposisi dalam persen.Untuk memperoleh suatu titik tertentu dengan mengukur jarak terdekat ketiga sisi segitiga.
Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam suatu larutan. Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut air).Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang diperlukanuntuk menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap pelarut memiliki batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis larutan elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).
Jika kedalam sejumlah air kita tambahkan terus menerus zat terlarut lama kelamaantercapai suatu keadaan dimana semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi partikelyang dilarutkan sehingga larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang akan dtambahkan.Kita katakan larutan itu mencapai keadaan jenuh.Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainya, dapat dinaikan kelarutannyadengan menambahkan suatu zat cair yang berlainan dengan kedua zat cair yang lebih dahuludicairkan. Bila zat cair yang ketiga ini hanya larut dalam suatu zat cair yang terdahulu, maka biasanya kelarutan dari kedua zat cair yang terdahulu itu akan menjadi lebih kecil. Tetapi bilazat cair yang ketiga itu larut dalam kedua zat cair yang terdahulu, maka kelarutan dari keduazat cair yang terdahulu akan menjadi besar. Gejala ini dapat terlihat pada sistem kloroform-asam asetat- air.Bila asam asetat ditambahkan kedalam suatu campuran heterogen kloroform dan air  pada suhu tertentu, kelarutan kloroform dalam air akan bertambah, sehingga pada suatu ketikaakan menjadi homogen. Jumlah asam asetat yang harus ditambahkan untuk mencapai titik homogen (pada suhu tertentu tadi), tergantung dari komposisi campuran kloroform dalam air.
Diagram Tiga Sudut
Untuk campuran yang terdiri atas tiga komponen, komposisi (perbandingan masing-masing komponen) dapat digambarkan di dalam suatu diagram segitiga sama sisi yangdisebut dengan Diagram Terner. Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan) atau fraksi mol (untuk gas).Diagram tiga sudut atau diagram segitiga berbentuk segitiga sama sisi dimana setiapsudutnya ditempati komponen zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat yang berada pada setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik dalamdiagram segitiga yang menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing komponendilakukan sebagai berikut.
http://htmlimg2.scribdassets.com/4a6ue7b03kzmwyo/images/3-77aae824f9.jpg
Gambar 1 : Bidang Grafik Diagram Terner untuk tiga komponen

Pada salah satu sisinya ditentukan dua titik yang menggambarkan jumlah kadar zatdari masing-masing zat yang menduduki sudut pada kedua ujung sisi itu. Dari kedua titik ituditarik garis sejajar dengan sisi dihadapnya, titik dimana kedua garis itu menyilang,menggambarkan kadar masing-masing zat.

VII.   LANGKAH-LANGKAH KERJA
? Dimasukkan 2 ml khloroform dan 18 ml asam asetat glasial kedalam erlenmeyer dengan menggunakan pipet sebagai alat pengukurnya (diperoleh campuran 10% volume khloroform dalam asetat glasial)
? Dititrasi secara perlahan-lahan dengan air sampai permulaan timbulnya kekeruhan
? Dicatat berapa banyak air yang digunakan untuk menitrasi.
? Diulangi prosedur kerja diatas dengan menggunakan konsenterasi khloroform 20 ; 30 ; 40 ; 50 ; 60 ; 70 dan 80%  (v/v).

Melakukan pemisahan larutan
? Dimasukkan campuran cloroform dengan asam asetat dengan perbandingan 4 : 1
? Dikocok corong pemisah yang campuran dengan baik dan benar, kemudian dibiarkan campuran cairan tersebut beberapa saat agar terbentuk dua lapisan cair
? Dipisahkan masing-masing lapisan cairan kedalam dua buah erlenmeyer 100 ml yang telah diketahui masing-masing beratnya ( ekstrak dan rafinatnya )
? Kemudian dilakukan penimbangan berat ekstrak dan rafinat.
? Masing-masing larutan dititrasi dengan larutan standar NaOH setelah dilakukan penambahan indikator phenolphatalin

VI.   DATA PENGAMATAN
Data pendukung
Bahan
Berat jeni
Kloroform
1,48 g/ml
As. Asetat glacial
1,05 g/ml
Air
1,00 g/ml




Data percobaan I
Sampel
As. Asetat glacial
Cholorom
Aquades
Volume (ml)
Massa
(g)
Volume (ml)
Massa
(g)
Volume (ml)
Massa
(g)
Sampel I
18
18,9
2
2,96
22
22
Sampel II
14
14,7
6
8,88
7,2
7,2
Sampel III
10
10,5
10
14,8
3,5
3,5
Sampel IV
8
8,4
12
17,76
1,7
1,7
Sampel V
4
4,2
16
23,68
0,9
0,9
Sampel VI
2
2,1
18
26,64
0,5
0,5

Data percobaan II
No
Erlemenyer kosong
Isi
Erlemenyer + isi
Berat isi
Titrasi (ml)
1
73,34

98,409
25,069
36,7
2
73,39

114,865
40,885
6,9

VII. Perhitungan
Ƙ  Sampel I
% Berat CH3COOH   =     x  100%   =  42,13  %
            % Berat CHCL3          =     x  100%   =  6,60 %
            % Berat H2O               =     x  100%   =  51,27 %

Ƙ  Sampel II
% Berat CH3COOH   =     x  100%   =  47,76 %
% Berat CHCl3           =     x  100%   =  28,85 %
% Berat H2O               =     x  100%   =  23,39 %

Ƙ  Sampel III
      % Berat CHCl3           =     x  100%   =  36,458 %
      % Berat CH3COOH   =     x  100%   =  51,389 %
      % Berat H2O                     =     x  100%   =  12,153 %
Ƙ  Sampel IV
% Berat CHCl3           =     x  100%   =  30,15%
% Berat CH3COOH   =     x  100%   =  63,75 %
% Berat H2O               =     x  100%   =  6,10 %

Ƙ  Sampel V
% Berat CHCl3           =     x  100%   =  14,59 %
% Berat CH3COOH   =     x  100%   = 82,28%
% Berat H2O               =     x  100%   =  3,13  %

Ƙ  Sampel VI
      % Berat CHCl3           =     x  100%   =  7,172 %
      % Berat CH3COOH   =     x  100%   =  91,120 %
      % Berat H2O               =     x  100%   =  1,708 %











? Untuk Ekstrak
Mol NaOH    =  M  x  L
                      =  5    x  42 ml  x 
                      = 2,1 Mol

2,1 Mol NaOH   »  2,1 Mol CH3COOH

Massa CH3COOH        =  2,1 Mol  x  60
                                            =  12,6  gr
% Massa CH3COOH    =   x 100%
                                      =  x 100% 
                                      =  46,17  %  =  46  %

? Untuk Raffinat
Mol NaOH    =  M  x  L
                      =  5    x  2,5 ml  x 
                      = 0,0125 Mol

0,0125 Mol NaOH   »  0,0125 Mol CH3COOH

Massa CH3COOH        =  0,0125 Mol  x  60
                                            =  0,75 gr
% Massa CH3COOH    =   x 100%
                                      =  x 100% 
                                      =  33,0467 %  =  33 %


VIII. PEMBAHASAN

Praktikum kelarutan zat ini bertujuan untuk mengetahui berapa perbandingan pelarut yang harus ditambahkan sehingga dapat melarutkan suatu zat ,sehingga didapatkan suatu perbandingan komponen yang mempunyai efisiensi yang besar, baik dari segi harga, banyaknya zat yang dibutuhkan ataupun dari segi sifat zatnya sendiri.
Pada praktikum kali ini, dicampurkan tiga komponen berfasa cair yaitu aquades,kloroform dan asam asetat glasial. Kloroform tidak larut dalam air karena kloroform bersifatnon polar dan air bersifat polar. Oleh karena itu ditambahkan asam asetat glasial yang berfungsi sebagai emulgator karena asam asetat glasial larut dalam kloroform maupun air. Dan dari data yang didapatkan dapat dilihat bahwa semakin banyak asam asetat yang ditambahkan pada larutan, maka semakin banyak air yang dibutuhkan untuk mencapai kekeruhan. Asam asetat glasial yang digunakan dapat menaikkan kelarutan kloroform dalam air.
Saat penambahan larutan dengan komposisi kloroform terbanyak dan air terbanyak terjadi dua lapisan pada larutan. Lapisan atas merupakan campuran dari air dan asam asetat glasial dan lapisan bawah adalah kloroform. Berat jenis kloroform adalah 1,48 gr/mL, air 1gr/mL dan asam asetat glasial 1,05 gr/mL. Berdasarkan berat jenis tersebut dapat dilihat bahwa kloroform memiliki berat jenis yang lebih besar, sehingga kloroform berada pada lapisan bawah larutan.
Kedua lapisan tersebut dititrasi dengan NaOH untuk menguji kadar asam asetat glasial dalam larutan. Dan volume NaOH yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen titrasi larutan atas atau larutan air dan asam asetat adalah 42 mL dan pada titrasi larutan kloroform atau lapisan bawah adalah 2,5  mL sedangkan konsentrasi NaOH yang dibutuhkan adalah 0,5 N. Banyaknya NaOH yang dibutuhkan untuk menentralkan asam asetat yang terkandung dalam air dan kloroform. Jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam asetat akan didapat jumlah asam asetat yang terkandung dalam air dan kloroform. Dari titrasi yang dilakukan, didapat volume NaOH yang lebih banyak untuk lapisan air daripada lapisan kloroform. Ini membuktikan bahwa air larut dalam asam asetat lebih baik dari kloroform. Dimana dari hasil perhitungan didapat kadar asam asetat glacial pada ekstrak sebesar 46% dan pada raffinat sebebsar 33%. Pada percobaan ini terdapat penyimpangan, karena Grafik tidak sempurna membentuk setengan lingkaran, namun penyimpangan ini masih relative kecil sehingga tidak dipermasalahkan. Adapun penyebab terjadinya penyimpangan ini anntara lain:
1.             Dalam prosedur bekerja, terjadi kekurang telitian dalam proses pengukuran, penimbangan, serta dalam proses pengambilan larutan menggunakan pipet memberikan sedikit pengaruh terhadap volume yang diukur.
2.             Dalam titrasi dengan air Pembacaan buret tidak konstan dan buret yang bocor mempengaruhi volume air yang dititrasi sehingga membuat volume dari air  semakin besar.
3.             Di dalam prosedur, proses titrasi NaOH dilakukan secara perlahan-lahan, namun dalam pelaksaannya tidak dilakukan secara perlahan, sehingga pengukuran volume NaOH saat terjadi perubahan warna indikator tidak akurat. Karena semakin banyak larutan yang dititrasi oleh larutan ini, maka semakin besar pula molaritasnya.
4.             Penginterpretasian perubahan warna setiap individu berbeda-beda. Momentum terjadinya perubahan warna pun berbeda-beda, sehingga terjadi kekurang telitian dalam melihat perubahan warna.

IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan didapat hasil:1.

v Pencampuran homogen pada asam asetat glacial-kloroform dan pencampuran heterogen pada kloroform-air.
v Semakin banyak asam asetat glasial yang dicampurkan dengan kloroform maka semakin banyak pula aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen. Jadi asam asetat glasial dapat menaikan kelarutan kloroform dalam air.
v Pencampuran zat akan homogen (saling melarutkan) jika komposisinya sesuai perbandingan (dapat dilihat pada diagram terner), dan apabila komposisi salah satunya melebihi maka akan terjadi pencampuran heterogen.
v Kelarutan dari zat yang terlibat dalam pencampuran ini dapat dinaikan atau diturunkan dengan cara melihat perbandingannya dari diagram terner.







XII.   PERTANYAAN
  1. Bagaimana caranya untuk memperoleh kurva perubahan  kelarutan terhadap temperatur
  2. Apa yang dimaksud dengan phase diagram tiga komponen
  3. Bagaimana cara menentukan the line

JAWABAN PERTANYAAN
? Dengan menghitung komponen pada tiap sampel dimana jumlah keseluruhan tiga komponen ini harus 100 %, dimana setiap gram yang akan dicari harus kita ketahui terlebih dahulu suhu pada saat itu (suhu pada saat terjadi reaksi) lalu dihubingkan dengan BJ nya untuk mendapatkan gram masing-masing sampel.
? Diagram tiga komponen adalah diagram tiga sudut yang berbentuk segitiga sama sisi, dimana sudut-sudutnya ditempati oleh komponen zat. Sisinya itu terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100 % zat yang berada pada setiap sudutnya
? T-Line ditentukan dengan menarik garis lurus antara % Berat Raffinat dengan        % Berat Ekstrak.

XIII.    DAFTAR PUSTAKA
? Findlay s Practical Physical Chenistry Daniels, Cs (terjemahan)       
? Anonin.2010.Kesetimbangan Fasa dan Diagram Fasa.http://chem-is-try.com
Dogra.2008.Kimia Fisik Dan Soal-Soal.Erlangga.Bandung.
? Konneth.1993.Prinsip-Prisip Kesetimbangan Kimia Edisi Keempat.UI-press Jakarta.
? Mulyani,Sri.2004.Kimia Fisik I.UPI.Jakarta
? Sukardjo.1997.Kimia Fisika.Bineka Cipta.Jogyakarta
? Tim Dosen.2010.Penuntun praktikum Kimia Fisika I. FMIPA UNM.Makassar.              



0 comments:

Post a Comment

Komentarnya!!!!!!!!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...