Pembuatan Larutan
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa mampu:
- Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dari padatan dan cairan
- Membuat larutan dengan cara yang tepat dan benar
- Menggunakan peralatan dengan tepat dan benar
II. DAFTAR ALAT
- Kaca arloji
- spatula
- pengaduk
- gelas kimia 100ml, 250ml
- labu takar 100ml,250ml
- botol aquadest
- corong gelas
- bola karet
- pipet ukur
- pipet tetes
- masker, kacamata, sarung tangan
III. DAFTAR BAHAN
- Bahan/zat petunjuk praktikum anaalisa kation-anion
- Botol zat
- padatan : CuSO4, KBr, CaCl2, MnSO4, CoCl2, Al2(SO4)3, Hg(NO3), CH3COONa,
CH3COOPb, Mg(CH3COO)2
- cairan : NaOH 6 M dan NaOH 2 M
IV. DASAR TEORI
Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai. Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua atau lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu selalu ada dalam proporsi massa yang sama. Unsur dan senyawa yang dianggap sebagai zat murni karena komposisinya selalu tetap. Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Satu tipe campuran yang paling sering dijumpai adalah larutan. Lautan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap sejumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solven adalah medium dalam mana solven terlarut.
Di alam, umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat. Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah zat pelarut dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut.
Umumnya larutan terdiri dari zat terlarut (silut) dan zat pelarut (solven). Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi.
Satuan konsentrasi dari larutan dapat berupa:
% w/w = persen berat/berat = gram zat terlarut
100 gram larutan
%w/v = persen berat/voume = gram zat terlarut
100 ml larutan
%v/v = persen volume/voloume = ml zat terlarut
100 ml larutan
M = molaritas = mol zat terlarut
Liter larutan
N = normalitas = ekivalen zat terlarut
Liter larutan
M = molalitas = mol zat terlarut
Kg pelarut
Pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi dan pengenceran, Larutan adalah campuran serba sama antara komponen zat terlarut dan komponen pelarut. Hubungan kuantitatif antara zat terlarut dengan pelarut dalam suatu larutan disebut konsentrasi atau kepekaan. Kita kenal beberapa satuan konsentrasi yang umum antara lain :
a. Persen
Persen adalah hubungan yang menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dalam setiap seratus bagian larutan. Satuan persen terdiri atas beberapa macam yaitu : Persen berat per volume (V/V)
b. Molar
Molar atau molaritas adalah sistem konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.
M = Mol/liter M = mmol/ml M = gr/Mr x 1000/ml
c. Normal (N)
Normal atau normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang terkandung dalam setiap liter larutan.
N = grek/liter BE = BM/ev grek = gr/BE x 1/ltr
N = gr x ev/BM x vol
d. Molal (m)
Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam setiap kilogram pelarutnya.
m = mol zat terlarut/kg pelarut m = gr/BM x 1000/p
e. Fraksi mol (X)
Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol larutan.
X = mol zat terlarut/mol larutan X = n1/n1 + n2
a. Persen
Persen adalah hubungan yang menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dalam setiap seratus bagian larutan. Satuan persen terdiri atas beberapa macam yaitu : Persen berat per volume (V/V)
b. Molar
Molar atau molaritas adalah sistem konsentrasi yang menyatakan banyaknya mol zat yang terkandung dalam satu liter larutan.
M = Mol/liter M = mmol/ml M = gr/Mr x 1000/ml
c. Normal (N)
Normal atau normalitas adalah banyaknya eqivalen zat terlarut yang terkandung dalam setiap liter larutan.
N = grek/liter BE = BM/ev grek = gr/BE x 1/ltr
N = gr x ev/BM x vol
d. Molal (m)
Molal atau molalitas adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dalam setiap kilogram pelarutnya.
m = mol zat terlarut/kg pelarut m = gr/BM x 1000/p
e. Fraksi mol (X)
Fraksi mol merupakan perbandingan mol zat terlarut terhadap jumlah mol larutan.
X = mol zat terlarut/mol larutan X = n1/n1 + n2
f. Part per million (ppm)
Parts per million (ppm) merupakan satuan konsentrasi yang sangat encer atau disebut juga bagian persejuta.
ppm = mol zat terlarut/106 mg air atau ppm = mol zat terlarut/liter larutan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain adalah tekanan dan suhu. Kelarutan zat padat dan cairan tidak terpengaruh oleh tekanan, sedangkan kelarutan gas-gas akan bertambah, apabila tekanan diperbesar.
Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan harus
memenuhi syarat, antara lain :
· Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
· Zat yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.
· Zat yang digunakan mudah di keringkan.
· Stabil dimana larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan
kadar larutan yang tidak diketahui.
Larutan dapat dibuat dari zat asalnya yaitu :
- Padatan
Jumlah zat terlarut (solut) yang dibutuhksn = M x V x BM
M= molaritas larutan, mol/liter
V= volume larutan, liter
BM= berat molekul zat, gr/mol
- Cairan
Jika larutan yang dibuat dari zat asalnya cairan,umumnya senyawa asam, basa,organic,maka volume zat yang dibutuhkan ditentukan dari persamaan:
V1 . M1 = V2 . M2 atau V1 . N1 = V2 . N2
Di mana :
V1 = volume awal
M1 = molaritas awal
N1 = normalitas awal
V2 = volume akhir
M2 = molaritas akhir
N2 = normalitas akhir
Molaritas awal didapat dari:
Untuk % v/v :
M = %x ρ x 1000
BM
Untuk %w/v :
M = % x 1000
BM
V. KESELAMATAN KERJA
· Untuk mengambil larutan zat pekat (misalnya asamdan basa kuat) gunakan sarung
tangan, masker, dan kacamata
· Sebelum larutan pekat dimasukkan ke dalam labu ukur, terlebik dahulu isi labu ukur
dengan ait aquadest
· Lakukan pengencerandi lemari asam
VI. LANGKAH KERJA
a. Untuk zat asal padatan (pelarutan)
1. Menghitung jumlah zat yang diperlukan
2. Menimbang zat tersebut dengan menggunakan kaca arloji
3. Memasukkan zat ke dalam gelas kimia, menyemprot dan membilas zat yang
tertinggal dengan air demineral
- Mengaduk hingga semua zat terlarut ke dalam air
- Memindahkan larutan ke dalam labu ukur yang sudah dipasang corong
- Membilas zat yang tertinggal dengan air demineral
- Menambahkan air dengan hati-hati sampai tanda batas
- Menutup labu ukur dan mengocok sambil membolak-balik sampai homogen
- Memindahkan ke dalam botol zat, memberi label identitas zat(nama zat/rumus kimia, konsentrasi, tanggal)
b. Untuk zat asal cairan (pengenceran)
1. Menghitung molaritas zat asal berdasarkan keterangan pada botol zat
2. Menghitung volume zat yang dibutuhkan berdasarkan rumus pengenceran
3. Mengisi air demineral 1/3 bagian ke dalam labu ukur yang akan digunakan
sesuai dengan volumenya.
4. Mengambil zat tersebut dengan menggunakan pipet ukur
5. Memasukkan ke dalam labu ukur melalui dindingnya
6. Menutup dan mengocok sambil membolak-balik sampai homogen
7. Memasukkan ke dalam botol zat, memberi label
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!