BAB I
PEMBAHASAN
I.
Potensial Elektroda
Potensial elektroda Merupakan ukuran
terhadap besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau
mempertahankan electron. Contohnya Jika suatu batang logam dicelupkan ke dalam
air akan timbul beda potensial antara batang logam dan air, yang disebut
potensial elektroda.
Setiap logam memiliki potensial elektroda yang berbeda- beda. Jika dua sistem elektroda dihubungkan, akan terjadi arus listrik karena perpindahan elektron dari potensial elektroda yang besar ke potensial elektroda yang kecil.
Setiap logam memiliki potensial elektroda yang berbeda- beda. Jika dua sistem elektroda dihubungkan, akan terjadi arus listrik karena perpindahan elektron dari potensial elektroda yang besar ke potensial elektroda yang kecil.
Pada penetuan Potensial elektroda khusunya tunggal, sangat
sulit jika ditentukan secara langsung. Oleh karena itu diperlukan dua sistem
elektroda yg mambentuk sel, dengan salah satu elektroda memiliki harga
potensial nol sehingga potensial elektroda yang lain dapat diukur melalui volt
meter. Elektroda pembanding,yaitu elektroda hidrogen dengan harga potensial
eletrodanyanol.
a. Standarisasi potensial
Bila elektroda Cu/CuSO4 dalam sel Daniell diganti
dengan elektroda Ag/AgNO3, potensial sel adalah 1,56 V, yang lebih
besar dari potensial sel Daniell. Jadi potensial sel bervariasi dengan cukup
besar bergantung jenis bahan elektroda. Jadi, metoda berikut digunakan untuk
membandingkan potensial berbagai jenis sel.
Standardisasi
potensial
- Konsentrasi dan temperatur larutan elektrolit dipertahankan pada konsisi tetap, yakni 1 molar dan 25 C (S.T.P). Nilai percobaan diekstrapolasikan ke nilai standar ini.
- Sebuah sel disusun dengan elektroda umum yang berperan sebagai elektroda standar.
- Potensial sel ditentukan termasuk tandanya (yakni elektroda mana yang akan berperan sebagai elektroda positif ditentukan).
- Berdasarkan definisi, kontribusi elektroda standar pada potensial sel adalah nol. Maka perbedaan potensial adalah nilai khas elektroda tersebut. Nilai ini yang disebut dengan potensial elektroda normal elektroda tersebut.
- Potensial sel sama dengan jumlah potensial standar elektrodanya.
Dalam elektroda hidrogen normal, yang terdiri atas hidrogen
dan asam khlorida, H2 (g,1 atm)/H+ (HCl, 1 mol dm-3),
digunakan sebagai elektroda standar. Dalam elektroda ini, gas hidrogen
berkontak dengan larutan yang mengandung proton (biasanya asam khlorida).
Karena hidrogen bukan konduktor, pelat platina teraktivasi digunakan sebagai
pelat elektroda. Reaaksi elektrodanya adalah
1/2 H2 H+ + e- (10.13)
Diasumsikan
bahwa platina akan mengkatalisis pemecahan molekul hidrogen menjadi atom
hodrogen. Kemudian sangat besar kemungkinannya atom hidrogen ini akan terlibat
dalam reaksi elektroda.
b. Potensial elektroda normal
Potensial
sel yang terdiri atas pasangan elektroda hidrogen normal (H/H+) dan
elektroda Zn/ZnSO4 dinormalkan (Gambar 10.3) adalah -0,763 V. Catat
bahwa reaksi elektroda yang terjadi adalah
1/2 H2 + 1/2 Zn2+–> H++
1/2 Zn (10.14)
Bukan.
H++ 1/2 Zn –> 1/2 H2 + 1/2 Zn2+
(10.15)
Namun,
dengan memperhatikan kecenderungan ionisasi, yang bawah yang lebih mungkin
terjadi. Nilai negatif potensial menunjukkan bahwa kesukaran terjadinya reaksi
pertama.
Gambar 10.3 Potensial elektroda standar. Dari percobaan ini,
potensial elektroda reaksi
1/2 H2 + 1/2 Zn2 + –> H+ + 1/2 Zn dapat diperoleh. Potensial elektroda hidrogen didefinisikan nol.
1/2 H2 + 1/2 Zn2 + –> H+ + 1/2 Zn dapat diperoleh. Potensial elektroda hidrogen didefinisikan nol.
Sel yang
dibuat dengan pasangan Cu/CuSO4 dan elektroda hidrogen normal
berpotensial +0,337 V. Reaksi total selnya adalah.
1/2 H2 + 1/2 Cu2+–>
H+ + 1/2 Cu (10.16)
Dari
sudut pandang kemudahan ionisasi, reaksi lebih mungkin dalam arah sebaliknya.
Nilai positif potensial terukur menunjukkan hal ini. Nilai terukur potensial
sel Daniell, 1,1 V, berkaitan dengan perbedaan potensial elektroda normal dua
elektroda. Jadi,
+0,337 – (-0,763) = +1,100 (V) (10.17)
Potensial
elektroda normal elektroda-elektroda penting diberikan di Tabel 10.2.
Tabel 10.2 Potensial elektroda
normal, V (sebagai larutan dalam air, 25°C)
Berdasarkan contOh di atas, diharapkan bahwa elektroda yang
terbuat dari logam dengan kecenderungan ionisasi besar akan memiliki potensial
elektroda normal negatif besar dan elektroda yang terbuta dari halogen dengan
keelektronegativan besar akan memiliki potensial elektroda positiif. Dan
faktanya memang potensial elektroda berikut
Li+ + e- Li … (10.18)
F2(g) + 2e- 2F- … (10.19)
Berturut-turut adalah -3,045 V dan +2,87 V. Anda dapat
memahami strategi untuk membuat sel dengan potensial tinggi. Kombinasi
elektroda Li dan elektroda fluorin adalah salah satu kemungkinan untuk mencapai
tujuan ini. Jelas diperlukan kehati-hatian untuk memastikan sel seperti ini
aman. Elektroda logam alkali/alkali tanah digunakan dalam sel alkali, yang
digunakan dengan meluas.
Contoh
soal 10.5 Potensial sel
Hiting
potensial sel (25 °C) dari nilai di Tabel 10.2.
- Sn + Pb2+ –> Sn2+ + Pb
- 2Fe3+ + Sn2+–> 2Fe2+ + Sn4+
- 5Fe2+ + MnO4 + 8H+ –> 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
Jawab :
- 0,009 V
- 0,617 V
- 0,739 V
II.
Persamaan
Nernst
Persamaan
nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara
potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam
sebuah larutan.Kebergantungan
potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk persamaan sel umum,
aA +bB xX + yY (10.20)
potensial
sel diberikan oleh persamaan Nernst.
E = Eθ – (RT/nF) ln([X]x[Y]y)/([A]a[B]b)
(10.21)
Eθ adalah potensial elektroda normal (potensial
elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektro
yang terlibat dalam reaksi, F adalah tetapan Faraday, [A]. dsb, adalah
konsentrasi molar masing-masing ion yang terlibat.
Contoh soal
10.6 persamaan Nernst
K2Cr2O7/
H2SO4 adalah oksidan yang dikenal baik, dan reaksi
elektrodanya adalah
Cr2O72- + 14H+ +
6e-–> 2Cr3+ + 7H2O (Eθ = 1,29 V)
Hitung
potensial elektroda ini pada kondisi berikut. (gunakan nilai ini lnx = 2,303
logx, 2,303RT/F = 0,0592 V pada 25°C).
- [Cr2O72-] = [Cr3+] = [H+] = 1,0 mol dm-3
- [Cr2O72-] = [Cr3+] = 1,0 mol dm-3, [H+] = 10-7 mol dm-3
Jawab
1.
Dengan
mensubstitusi nilai yang tepat pada persamaan Nernst, Anda akan mendapat nilai
berikut E = Eθ + (0,0592/6) log([Cr2O72-]
[H+]14/[ Cr3+]2) = Eθ =
1,26 V. Dalam kasus ini potensial sel adalah potensial elektroda normal.
2.
E
= 1,29 + (0,0592/6) log[1,0 x (10-7)14]/1,02 = 0,33 V.
Ini
berarti bahwa potensial sel, dan dengan demikian kekuatan oksidan, secara
substansial menurun pada kondisi netral. Bila reaksi sel dalam keadaan
kesetimbangan, maka E = 0. Akibatnya,
E
= Eθ -(RT/nF) lnK (10.22)
K
adalah konstanta kesetimbangan untuk persamaan berikut.
K
= ([X]x[Y]y/[A]a[B]b)eq (10.23)
subskrip
eq menunjukkan konsentrasi molar pada nilai keadaan setimbang.
Jelas
bahwa konstanta kesetimbangan dapat ditentukan dengan pengukuran potensial
dengan bantuan persamaan Nernst. Lebih lanjut, bila konsentrasi larutan
elektrolit berbeda, potensial tetap akan dihasilkan walaupun dua elektroda yang
sama digunakan. Reaksi yang berlangsung dalam sel konsentrasi dalam arah yang
akan menyamakan perbedaan dalam konsentrasi dalam dua elektroda. Arah ini cocok
dengan prinsip Le Chatelier.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Potensial elektroda Merupakan ukuran
terhadap besarnya kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau
mempertahankan electron. Contohnya Jika suatu batang logam dicelupkan ke dalam
air akan timbul beda potensial antara batang logam dan air, yang disebut
potensial elektroda.
Jelas bahwa konstanta kesetimbangan
dapat ditentukan dengan pengukuran potensial dengan bantuan persamaan Nernst.
Lebih lanjut, bila konsentrasi larutan elektrolit berbeda, potensial tetap akan
dihasilkan walaupun dua elektroda yang sama digunakan. Reaksi yang berlangsung
dalam sel konsentrasi dalam arah yang akan menyamakan perbedaan dalam
konsentrasi dalam dua elektroda. Arah ini cocok dengan prinsip Le Chatelier
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!