Sunday 26 February 2012

Laporan Sermani


LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
PT. SERMANI STEEL

I.         TUJUAN
Ø  Setelah melakukan kunjungan industri pada PT. Sermani Steel Makassar diharapkan mahasiswa dapat menentukan cara pengolahan limbah cair yang baik yang digunakan oleh setiap industri tertentu

II.      PT. SERMANI STEEL COORPORATION
PT. Sermani Steel Coorporation memproduksi baja lembaran lapis seng dengan berbagai ukuran, perusahaan ini mengolah bahan baku yang didatangkan dalam bentuk setengah jadi, kemudian diproses menjadi barang jadi.
Proses produksi lembaran seng, dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
a.         Shearing Line. Pada unit ini, coil atau baja lembaran gulungan dipotong sesuai dengan panjang yang ditentukan oleh SNI (1829 dan 3657) mm.
b.         Galvanizing Line. Pada unit ini diproduksi semua baja lembaran yang telah dipotong dari proses Shearing. Pada bagian Galvanizing terdiri dari dua unit, dengan kapasitas terpasang 3000 ton perbulan untuk dua unit tersebut.
c.         Corrugation Line. Proses ini merupakan pembentukan gelombang setelah lembaran baja mengalami proses galvanizing

III.   TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI
1.    Pengolahan menurut tingkat perlakuannya
Menurut tingkatan proses/perlakuannya, pengolahan limbah cair dapat digolongkan menjadi lima tingkatan. Namun demikian tidak berarti bahwa semua tingkatan harus dilalui karena pilihan tingkatan proses tetap bergantung pada kondisi limbah, sedangkan kondisi limbah itu sendiri baru diketahui setelah ada hasil uji laboratorium. Dengan mengetahui jenis-jenis parameter bahan pencemar dalam limbah maka dapat ditetapkan jenis peralatan dan metode yang digunakan seperti:


a.  Pretreatment
                  Dengan jalan mengambil padatan/material pengganggu yang mepunyai ukupran partikel yang relatif besar seprti halnya: potongan ranting, daun, pasir, dan sisa buangan lainnya.

b.  Primary Treatment
                  Proses penanganan primer air buangan pada prinsipnya terdiri dari tahapan-tahapan untuk memisahkan air dari limbah padat, yaitu dengan membiarkan padatan tersebut mengendap atau dengan memisahkan bagian-bagian padatan yang mengapung seperti daun, plastik, kertas dan sebagainya.

c.  Secondary Treatment
                  Perlakuan kedua pada umumnya melibatkan proses biologis dengan tujuan untuk menghilangkan bahan organik melalui oksidasi biokimia. Pilihan proses biologis tergantung pada banyak faktor, misalnya kuantitas air buangan dan luas areal Media  yang sering digunakan ialah reaktor lumpur aktif dan tricking filter.


d.   Tertiery Treatment
                  Dalam praktek pengolahan limbah pada tingkat pretreatment, primary treatment, dan secondary treatment seringkali tidak memuaskan bahkan tidak berhasil sedangkan dibutuhkan pengolahan tingkat lanjut. Jika air buangan tersebut harus memenuhi standar mutu air yang ada maka bahan-bahan terlarut tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu, yaitu dengan proses perlakuan leibh lanjut. Seperti halnya penggunaan Klorinasi, yaitu menghilangkan penyebab penyakit.




2.    Pengolahan menurut karateristiknya
Berdasarkan karakteristik limbah, proses pengolahan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu proses fisika, kimia, dan biologi. Proses ini tidak dapat berjalan secara sendiri-sendiri, tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinatif. Proses pemisahan menurut karakteristik limbah sebenarnya untuk memudahkan pengidentifikasian peralatan.
a.   Proses fisika
                  Perlakuan terhadap air limbah dengan cara fisika, yaitu proses pengolahan secara mekanis dengan atau tanpa penambahan bahan kimia.

b.   Proses kimia
                  Proses pengolahan kimia menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat pencemar didalam limbah. Penggunaan zat kimia membutuhkan perakiraan dalam sudut biaya, mengingat ada diantara bahan tersebut harganya sangat mahal. Bahan kimia biasanya menjadi pilihan jika harganya cukup murah dan tidak sulit menggunakannya.
c.   Proses biologi
                  Proses pengolahan limbah secara biologis dalam memanfaatkan organisme (ganggang, bakteri, protozoa) untuk menguraikan senyawa organik dalam air menjadi senyawa yang sederhana dan dengan demikian mudah mengambilnya.

3.    Pengolahan Lanjut Dengan Cara Khusus
Beberapa bahan pencemar yang ada dalam air buangan kemungkinan tidak dapat diolah dengan cara proses-proses pengolahan sebagaimana diuraikan dimuka. Bahan pencemar tersebut antara lain adalah ion-ion organik seperti SO4=, K+, persenyawaan-persenyawaan sistetik. Contoh cara pengolahan lanjut dengan cara khusus antara lain pengolahan dengan ion exchange, adsorbsi dengan karbon aktif.




Untuk komposisi standar kualitas air di perairan umum dapat kita lihat pada tabel:
No.
Parameter
Satuan
Kadar maksimum
Gol.  A
Gol. B
Gol. C
Gol. D
FISIKA
1.       
Bau
2.       
Jumlah Zat Terlarut
Mg/L
1000
1000
1000
1000
3.       
Kekeruhan
Skala NTU
5



4.       
Rasa




5.       
Warna
Skala TCU
15



6.       
Suhu
°C
Suhu udara



7.       
Daya Hantar Listrik
Umhos/cm



2250
KIMIA ANORGANIK
1.   
Air raksa
Mg/L
0,001
0,001
0,002
0,005
2.   
Aluminium
Mg/L
0,2



3.   
Arsen
Mg/L
0,005
0,05
1
1
4.   
Barium
Mg/L
1
1


5.   
Besi
Mg/L
0,3
5


6.   
Flourida
Mg/L
0,5
1,5
1,5

7.   
Kadmium
Mg/L
0,005
0,01
0,01
0,01
8.   
Kesadahan CaCO3
Mg/L
500



9.   
Klorida
Mg/L
250
600
0,003

10.   
Chromium valensi 6
Mg/L
0,005
0,05
0,05
1
11.   
Mangan
Mg/L
0,1
0,5

2
12.   
Natrium
Mg/L
200


60
13.   
Nitrat sebagai N
Mg/L
10
10


14.   
Nitrit sebagai N
Mg/L
1,0
1
0,06

15.   
Perak
Mg/L
0,005



16.   
pH

6,5 – 8,5
5,0 – 9,0
6,0 – 9,0
5,0 – 9,0
17.   
Selenium
Mg/L
0,01
0,01
0,05
0,05
18.   
Seng
Mg/L
5
5
0,02
2
19.   
Cianida
Mg/L
0,1
0,1
0,02

20.   
Sulfat
Mg/L
400
400


21.   
Sulfida sebagai H2S
Mg/L
0,05
0,1
0,002

22.   
Tembaga
Mg/L
1,0
1,0
0,02
0,1
23.   
Timbal
Mg/L
0,05
0,01
0,03
1,0
24.   
Oksigen terlarut (OD)
Mg/L
³ 6
> 3

25.   
Nikel
Mg/L


0,5
26.   
SAR (Sodium Absortion Ratio)
Mg/L


1,5 – 2,5
KIMIAORGANIK
1.       
Aldrin dan Dieldrin
Mg/L
0,0007
0,017


2.       
Benzona
Mg/L
0,01



3.       
Benzo (a) Pyrene
Mg/L
0,00001



4.       
Chlordane (total isomer)
Mg/L
0,0003



5.       
Chlordane
Mg/L
0,03
0,003


6.       
2,4 D
Mg/L
0,10



7.       
DDT
Mg/L
0,03
0,042
0,002

8.       
Detergent
Mg/L
0,5



9.       
1,2 Dichloroethane
Mg/L
0,01



10.   
1,1 Dichloroethane
Mg/L
0,0003



11.   
Heptachlor heptachlor epoxide
Mg/L
0,003
0,018


12.   
Hexachlorobenzene
Mg/L
0,0001



13.   
Lindane
Mg/L
0,004
0,056


14.   
Metoxychlor
Mg/L
0,03
0,035


15.   
Pentachlorophenol
Mg/L
0,01



16.   
Pestisida total
Mg/L
0,1



17.   
2,4,6 Trichlorophenol
Mg/L
0,01



18.   
Zat Organik (KmnO4)
Mg/L
10



19.   
Enderin
Mg/L
0,001
0,004

20.   
Fenol
Mg/L
0,002
0,001

21.   
Karbon kloroform ekstrak
Mg/L
0,05


22.   
Minyak dan lemak
Mg/L
Nihil
1

23.   
Organophosfat dan carbanat
Mg/L
0,1
0,1

24.   
PCD
Mg/L
Nihil


25.   
Senyawa aktif biru metilen
Mg/L
0,5
0,2

26.   
Toxaphene
Mg/L
0,005


27.   
BHC
Mg/L

0,21

MIKROBIOLOGIK
1.       
Koliform tinja
Jml/100 ml
0
2000


2.       
Total koliform
Jml/100 ml
3
10000


RADIOAKTIVITAS
1.       
Gross Alpha activity
Bq/L
0,1
0,1
0,1
0,1
2.       
Gross Beta activity
Bq/L
1,0
1,0
1,0
1,0

1 comment:

  1. mba..... ini ada pengukuran kandungan limbah kromiumnya ngak di sermani steel.... makasih

    ReplyDelete

Komentarnya!!!!!!!!!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...