BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Air merupakan kebutuhan yang paling
utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung
dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk konsumsi
sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air bersih
dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun
kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di alam sehingga
diperlukan upaya perbaik an, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air
yang digunakan be lum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan
menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Belakangan
ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air
bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab
susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata
air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang
langka".
Ada beragam
cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan aplikasi Teknologi
yang tepat guna dimana yang dapat menghasilkan air dengan kuaitas baik,
menguntungkan dan mudah digunakan. Teknologi yang digunakan meliputi pengolahan
pengolahan air yang dilakukan meliputi pengolahan secara fisik (filtrasi),
pengolahan kimia (adsorbsi) serta desinfeksi menggunakan UV. Mahasiswa sebagai
agent of change, agent of technology dansocial control mempunyai tanggung jawab
moral untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah didapatkan kepada masyarakat.
Diharapkan dengan adanya teknologiini dapat membantu mengatasi masalah air yang
ada di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
air tawar
Air tawar ialah air yang tidak berasa
dengan kata lain air yang tidak mengandung banyak larutan garam dan larutan mineral di dalamnya. Saat menyebutkan air
tawar, orang biasanya merujuk ke air dari sumur, danau, sungai, salju, atau es. Air tawar juga berarti air yang
dapat dan aman untuk dijadikan minuman bagi manusia. Adapun
karateristrik air tawar adalah sebagai berikut:
Sifat
Fisis Air Tawar
1)
Warna, Bau, dan Rasa
Air Tawar (Effect of Sediment)
Air tawar pada umumnya tidak berwarna, sehingga
tampak bersih, bening dan jernih. Tetapi pada beberapa jenis air tawar juga
bisa memperlihatkan warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena sedimen
(bebatuan) dan organisme yang hidup di dalamnya.
Air
permukaan dan air sumur pada umumnya mengandung bahan-bahan metal terlarut
seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut
dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Walaupun bahan-bahan tersuspensi
dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, namun demikian air
minum dimungkinkan masih mengandung komponen-komponen terlarut.
Pada
dasarnya air murni tidak enak untuk diminum karena beberapa bahan yang
terlarut dapat memberikan rasa yang spesifik terhadap air minum. Oleh karena
itu, air minum yang lazim diperdagangkan bukan merupakan air murni. Jadi air
yang tidak tercemar, merupakan air yang tidak mengandung bahan-bahan asing
tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut
dapat digunakan secara normal untuk berbagai keperluan. Adanya benda-benda
asing yang mengakibatkan air tidak dapat digunakan secara normal disebut dengan
polusi/pencemaran. Kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi, maka
batasan-batasan pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda.
Warna
air pada dasarnya dibedakan menjadi warna sejati (true color) yang
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang
selain disebabkan oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya
bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi, seperti yang
bersifat koloid.
Air yang normal pada
dasarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa pada air lingkungan (kecuali
air laut yang mempunyai rasa asin) merupakan indikasi kuat bahwa air telah
tercemar. Rasa yang menyimpang tersebut biasanya disebabkan oleh adanya
polusi, dan rasa yang menyimpang tersebut biasanya dihubungkan dengan baunya
karena pengujian terhadap rasa air jarang dilakukan.
2) Kenaikan suhu air (Raising of Temperature)
Air menstabilkan suhu udara dengan menyerap panas dari udara yang
lebih hangat dan kemudian melepaskannya keudara yang lebih dingin. Air cukup
efektif sebagai penyimpan panas karena dapat menyerap dan melepaskan panas
dalam jumlah besar, dengan hanya mengalami sedikit perubahan suhu.
Proses suatu industry pada umumnya menimbulkan panas. Untuk
menormalkan suhu biasanya digunakan air sebagai pendinginnanya. Suhu air sungai
yang relative tinggi dapat ditandai seperti munculnya ikan dan hewan air
lainnya kepermukaan untuk mendapatkan oksigen.
b. Sifat Kimia Air Tawar
Di samping sifat-sifat fisiknya,
sifat-sifat kimia air juga sangat sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat
kimia air, yang terutama adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir
semua zat kimia bisa dilarutkan dalam air. Zat-zat yang bercampur dan larut
dengan baik dalam air (misalnya garam-garam)
disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan
zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak),
disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air).
Kelarutan suatu zat dalam air
ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya
tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul
air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul
air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air
Konsekuensi yang sangat penting
dari sifat kimia ini adalah mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang
terkandung tanah terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai.
Diperkirakan lima milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat
tersebut penting bagi kehidupan laut.
Air juga
mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia yang diketahui. Sifat
kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas kimianya ada pada tingkat
yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang membuatnya berpotensi merusak
(seperti asam sulfat) dan tidak juga terlalu lamban (seperti argon yang tidak
bereaksi kimia). Mengutip Michael Denton: “Tampaknya, seperti semua
sifatnya yang lain, reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun
geologisnya.”
Masih banyak lagi sifat-sifat
kimia yang ada pada air tawar. Diantaranya berdasarkan kesadahan, pH, banyaknya
zat terlarut dalam air itu.
Klafikasi
air tawar
B.
Karateristik air bersih
Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita
minum, apakah sudah bener-benar sehat dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari
mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air
Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Air
bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak
untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar
air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan
selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai
kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1. Syarat fisik,
antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi,
antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat
mikrobiologi, antara lain:
Tidak
mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri
patogen penyebab penyakit.
Seperti
kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan
standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya
investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air
dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air
semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam
penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak
mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam
jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif
murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter
yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya.
Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan
radiologis yaitu sebagai berikut:
Parameter Air
Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air
Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air
Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
v Parameter Air Bersih secara
Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan
standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan
kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga
keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat.
C. Kriteria dan Standar
kualitas air Minum
Kriteria dan standar kualitas air didasarkan atas :
·
Kesehatan : logam dan logam berat, anorganik (nitrit), zat organic
·
Estetika : bau, rasa, warna
·
Teknis : the best technology available atau best practical
technology
·
Toksisitas : efek racun
·
Polusi : mencegah teremisinya pencemar ke lingkungan
·
Ekonomi : kerugian-kerugian ekonomi
Standar air minum di indonesia : diterapkan
untuk sumber air minum (air baku) dan air minum sehingga tidak akan menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan manusia Standar sumber air minum (air baku) :
PP 82/2001 Standar air minum : Keputusan
Menkes No. 907/2002
a.
Kriteria air minum :
·
Kualitas : memenuhi persyaratan agar berfungsi secara baik dalam
penggunanya
·
Kuantitas : memenuhi kebutuhan agar jumlahnya cukup sesuai
kebutuhan
·
Kontinuitas : tersedia dan terjangkau setiap saat
b.
Kualitas :
·
Kualitas fisik : bau, rasa, warna, suhu dan kekeruhan
·
Kualitas kimiawi :
·
Anorganik : ditoleransi hingga batas-batas tertentu, terutama
dampaknya terhadap kesehatan. Contoh maksimum konsentrasi Cu = 1 mg/l, Zn = 5
mg/l
·
Organik : dibatasi karena dapat bersifat toksik (baik karsinogen,
maupun npn-karsigen), seperti senyawa aktif pembentukan pestisida dll
·
Kualitas biologi : indikator pencemaran air oleh aktivitas
domestik, contoh : bakteri eschericia coli
·
Kualitas radioaktif : bebasdari zat radioaktif
D. Pengolahan
air bersih
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi,
mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di Indonesia yang
sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum
masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk
daerah pedesaan baru sekitar 36 % .
Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut,
penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang
bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang
sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air
sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan
air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini, persentase penderita
penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang bersih atau
kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi.
Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat
pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan
pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum
sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan
yang ada dipasaran setempat.
Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air
minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi
dan saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk
keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara
pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Cara pengolahannya dengan
menggunakan bahan kimia yaitu hanya dengan tawas dan kapur (gamping).
Alat Pengolah Air Minum model TP2AS ini sangat cocok digunakan untuk pengolahan
air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik,
dengan biaya yang sangat murah.
1. Tahapan Proses Pengolahan
Tahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu
:
1.
Netralisasi
dengan pemberian kapur/gamping.
2.
Aerasi
dengan pemompaan udara.
3.
Koagulasi
dengan pemberian tawas.
4.
Pengendapan.
5.
Penyaringan.
Skema tahapan proses dapat dilihat
pada Gambar 1.
1. Netralisasi
Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi
netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang
paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari
pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga
untuk membantu efektifitas proses selanjutnya.
2. Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar
kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen
yang ada dalam udara memben tuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat
diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan
gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida
dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat
ditulis sebagai berikut:
4
Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+
8 H+
tak larut
Mn2+
+ O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+
tak larut
Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis
dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi.
Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang
bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan
air serta luas kontak antara gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin
merata dan makin kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya ,
maka oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi
oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini
sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi
dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini
dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu
pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif
untuk besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian
mangan dapat juga teroksidasi dan terendapkan.
3. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam
air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus
bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling
mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18
H2O. (berupa kristal berwarna putih).
Reaksi
koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :
Al2(SO4)3.18
H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3
+3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O
alkalinity
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O
Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O
mengendap
Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida,
Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel -
partikel kotoran sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan
segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan sebagai berikut
yaitu : sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam
air baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit.
Setelah itu kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk
gumpalan - gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada
dalam air baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga gumpalan kotoran
atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap.
4. Pengendapan
Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang
terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air
akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat
dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki.
5. Penyaringan
Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua.
Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap,
sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air.
Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses
penyaringan.
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya
ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.
2. Bahan
Untuk pembuatan satu unit alat pengolah
air minum sederhana ini, diperlukan bahan-bahan antara lain seperti pada tabel
di bawah ini (lihat tabel berikut. Jika bahan tersebut tidak tersedia dipasaran
setempat, dapat disesuaikan dengan bahan yang tersedia. Jadi tidak harus
seperti yang tertera pada Tabel 1.
Tabel
1: Bahan-bahan yang diperlukan.
No
|
BAHAN
|
SATUAN
|
JUMLAH
|
1
|
Tangki Fiber glass Vol. 500 liter
|
buah
|
1
|
2
|
Tong Kran Plastik, Volume 20 atau
40 liter
|
buah
|
1
|
3
|
Stop kran ½"
|
buah
|
1
|
4
|
Stop kran ¾"
|
buah
|
2
|
5
|
Socket PVC drat luar ½"
|
buah
|
3
|
6
|
Socket PVC drat luar ¾"
|
buah
|
3
|
7
|
Fauset PVC drat dalam ½"
|
buah
|
3
|
8
|
Fauset PVC drat dalam ¾"
|
buah
|
2
|
9
|
Pipa PVC ½"
|
batang
|
1
|
10
|
Pipa PVC ¾"
|
batang
|
1
|
11
|
Slang Plastik 5/8"
|
meter
|
6
|
12
|
Pompa Tekan
|
buah
|
1
|
13
|
Ember Plastik
|
buah
|
2
|
14
|
Spons busa, tebal 2 cm
|
lembar
|
1
|
15
|
Kerikil, diameter 1-2 cm
|
kg
|
5
|
16
|
Pasir silika
|
kg
|
25
|
17
|
Arang
|
kg
|
5
|
18
|
Ijuk
|
ikat
|
1
|
19
|
Kapur Gamping
|
-
|
-
|
20
|
Tawas
|
-
|
-
|
21
|
Kaporit
|
-
|
-
|
Bahan-bahan tersebut tidak termasuk bahan untuk dudukkan alat. Di samping itu
bahan - bahan tersebut dapat juga disesuaikan dengan keadaan setempat misalnya,
jika tidak ada tong plastik dapat juga dipakai drum bekas minyak yang dicat
terlebih dahulu.
3. Peralatan yang digunakan
Peralatan yang digunakan terdiri dari Tong, pengaduk, pompa aerasi, dan
saringan dari pasir. Kegunaan dari masing-masing peralatan adalah sebagai
berikut:
Tong/Tangki Penampung
Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut dilengkapi
dengan dua buah kran yaitu untuk mengalirkan air ke bak penyaring dan untuk
saluran penguras. Pada dasar Drum sebelah dalam diplester dengan semen sehingga
berbentuk seperti kerucut untuk memudahkan pengurasan. Selain itu dapat juga
menggunakan tangki fiber glass volume 550 liter yang dilengkapi dengan kran
pengeluaran lumpur. Tong atau tangki penampung dapat juga dibuat dari bahan
yang lain misalnya dari tong bekas minyak volume 200 liter atau dari bahan
gerabah. Fungsi dari drum adalah untuk menampung air baku, untuk proses aerasi
atau penghembusan dengan udara, untuk proses koagulasi dan flokulasi serta
untuk pengendapan.
Pompa Aerasi
Pompa aerasi terdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5 cm,
tinggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara kedalam air
baku agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan
oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida mangan yang
dapat diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator untuk
menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku. Pipa aerator
terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang dibentuk seperti
spiral dan permukaannya dibuat berlubang-lubang, jarak tiap lubang + 2
cm.
Bak Penyaring
Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan tinggi 40 cm dan
luas penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan sebuah keran disebelah bawah.
Untuk media penyaring digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan media
penyaring media penyaring dari yang paling dasar keatas adalah sebgai berikut :
- Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
- Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
- Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
- Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
- Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
- Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm.
Diantara Lapisan 4 dan 5, dan Lapisan 5 dan 6, dapat diberi spons atau kasa
plastik untuk memudahkan pada waktu melakukan pencucian saringan. Gambar
penampang Tangki Penampung, Selang Aerator dan penampang saringan adalah
seperti tertera pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4.
Bahan Kimia
Bahan kimia yang diperlukan antara lain : Tawas, kapur tohor dan kaporit bubuk.
V. Cara Pembuatan
- Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter).
- Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata.
Gambar 2. Alat pengolah air minum sederhana.
- Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi.
- Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit.
- Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup kembali.
- Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap.
- Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.
Catatan :
- Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas yang dipakai harus disesuaikan.
- Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit, bubuhkan kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan larutan kapur.
Gambar 4 : Penampang Saringan Pasir.
Nice post! Thanks buat sharingnya. Sangat bermanfaat sekali :) kunjungi kami
ReplyDelete