Syukur
alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang
karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis
sosiologi berjudul "Dampak urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi
mikro"
Makalah ini
dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karna itu kami
mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih,
dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua
Makassar 29-12-2012
"penulis"
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Kata pengantar........................................................................................... ii
Daftar isi..................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang................................................................................. 1
1.2.Rumusan masalah ............................................................................ 2
1.3.Tujuan ............................................................................................. 2
1.4.Manfaat............................................................................................ 3
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sake............................................................................... 4
2.2.Jenis – Jenis sake..............................................................................
2.3.Mikroorganisme Yang
Berperang Dalam Pembuatan Minuman Sake 6
2.4.Proses pembuatan Sake.................................................................... 11
2.5.Dampak Mengkomsumsi
Minuman Sake......................................... 15
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 18
3.2. Saran................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Siapa yang tidak
kenal sake? Minuman fermentasi beras yang berasal dari Jepang ini bahkan telah
mendunia seiring dengan mendunianya Sushi di restoran Jepang, makanan khas negeri Matahari terbit.
Sake dapat juga menjadi teman bersantai karena rasa dan aromanya yang khas. Di
Jepang sendiri kata sake berarti 'minuman beralkohol'. Sementara di beberapa
wilayah regional dapat juga memiliki arti yang lain. Di Kyushu Selatan, sake
berarti minuman yang disuling. Di Okinawa, sake merujuk ke shchu yang terbuat
dari tebu. Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
Dalam kebudayaan
Jepang, sake sering digunakan dalam upacara adat. Sake sering juga dikonsumsi
sebagai bagian dari ritual pemurnian Shinto. Bahkan sake dipercaya sebagai
minuman suci sehingga selama Perang Dunia II, pilot kamikaze meminum sake
sebelum menjalankan misi mereka.
Dalam sebuah
upacara yang disebut kagami biraki, tong kayu sake dibuka dengan palu selama
festival Shinto, acara pernikahan, pembukaan toko, olahraga dan kemenangan
pemilu, serta perayaan lainnya.
Sake ini, yang
disebut zake-Iwai ('sake perayaan'), diberikan secara gratis kepada semua orang untuk menyebarkan nasib baik. Pada Tahun Baru banyak orang
Jepang meminum sake khusus yang disebut toso.
Toso adalah
semacam Iwai-zake yang dibuat dengan merendam tososan, sebuah obat bubuk Cina,
selama semalam di dalam sake. Bahkan anak-anak ikut mendapat porsi. Di beberapa daerah, urutan
meminum toso dimulai dari orang yang paling muda ke yang paling tua.
Sake juga
diproduksi di negara China dan Korea, tetapi hasil akhirnya sering berbeda.
Perbedaan utamanya adalah pada pemanfaatan jenis jamur yang digunakan sebagai
bahan selama proses fermentasi. Jepang menggunakan jamur yang ditumbuhkan pada
beras yang telah dikukus atau pada tepung terigu. Bila digunakan terigu,
biasanya tidak dilakukan proses pengukusan. Pada negeri Cina, jamur yang
ditumbuhkan adalah Phycomycetes, sedangkan jamur yang digunakan pada pembuatan sake Jepang adalah Ascomycetes, seperti Aspergillus
oryzae, Aspergillus awamori dan
Aspergillus sojae.
Walaupun
di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama muslim yang tidak dapat
menikmati minuman sake, setidaknya asal-usul dan cara pembuatan sake dapat
diketahui guna meningkatkan pengetahuan dalam bidang bioteknologi ke depannya.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
·
Apa itu minuman sake?
·
Apa saja jenis-jenis dari minuman sake?
·
Bagaimana proses pembuatan minuman sake?
·
Bagaimana dampak dari konsumsi minuman sake?
1.3.TUJUAN
·
Untuk lebih memahami defenisi dari minuman sake
·
Untuk mengetahui jenis-jenis dari minuman sake yang
telah diproduksi
·
Untuk mengetahui proses pembuatan minuman sake secara
menyeluruh
·
Untuk mengetahui dampak positif ataupun negative dari
konsumsi minuman sake
1.4.
MANFAAT
·
Dapat menjelaskan dan memahami defenisi dari minuman
sake
·
Mengetahui jenis-jenis dari minuman sake yang telah
banyak diproduksi
·
Mengetahui secara menyeluruh proses pembuatan minuman
sake
·
Mengetahui dampak positif dan negative yang
ditimbulkan apabila mengkonsumsi minuman sake
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
PENGERTIAN SAKE
Sake
adalah sebuah minuman beralkohol dari Jepang yang berasal dari hasil fermentasi beras. Sering juga disebut dengan istilah anggur beras. Penjabaran tertulis tentang proses pembuatan
sake tercantum dalam buku pertama sekitar tahun 700 setelah Masehi.
Di Jepang, kata "sake" berarti "minuman
beralkohol". Di beberapa wilayah regional dapat memiliki arti yang lain.
Di Kyushu Selatan, sake berarti minuman yang disuling.
Di Okinawa, sake merujuk ke shōchu yang terbuat dari tebu. Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
Pemerintah Jepang sendiri mendefinisikan sake
sebagai minuman beralkohol yang terbuat dari beras, koji beras dan air, yang
selanjutnya mengalami proses fermentasi dan filtrasi.
Pada tahun 1944, selama perang dunia II, para
produsen sake mulai menambahkan alkohol dalam proses pembuatan sake dengan
tujuan untuk meningkatkan volume produksi. Hal ini dilakukan karena produksi
beras pada saat perang dunia II menurun drastis.
Secara tradisional, sebenarnya sake terbuat
dari 100% beras murni. Hal ini telah berjalan sekitar 2000 tahun. Namun, ada
perubahan dengan penambahan alkohol saat perang dunia II. Di Jepang sendiri,
sake dibagi dalam 2 tipe, yaitu sake tanpa bahan tambahan dan sake dengan
menggunakan bahan tambahan.
Sake, dalam bahasa jepang sendiri adalah Seishu
atau Nihonshu, yang dapat didefinisikan sebagai:
·
Fermentasi dari beras, koji beras, kapang/jamur yang digunakan untuk
mengubah pati dalam beras menjadi gula yang dapat difermentasi lanjut, ditambah
air, dan selanjutnya dipres melalui suatu alat sehingga dihasilkan suatu
cairang yang bening.
·
Fermentasi dari beras, air, sake kasu (sesuatu yang tertinggal setelah
pengepresan sake yang masih mengandung elemen yang masih dapat difermentasi),
koji beras, dan lainnya yang diperbolehkan menurut peraturan kemudian dipress
melalui suatu alat penyaring.
·
Sake dimana kasu telah ditambahkan dan kemudian dilewatkan melalui
penyaringan.
Sake juga diproduksi di negara China dan Korea, tetapi hasil akhirnya sering berbeda. Perbedaan
utamanya adalah pada pemanfaatan jenis kapang (koji) yang digunakan untuk memecahkan pati[1].
Koji Jepang terdiri dari kapang yang ditumbuhkan pada
beras yang telah dikukus atau pada tepung terigu. Bila digunakan terigu, biasanya tidak
dilakukan proses pengukusan. Pada koji China, kapang yang ditumbuhkan adalah Phycomycetes,
sedangkan kapang yang digunakan pada pembuatan koji Jepang adalah Ascomycetes,
seperti Aspergillus oryzae, Aspergillus awamori, Aspergillus sojae].
2.2
JENIS-JENIS SAKE
Dikenal beberapa jenis sake yang digolongkan
berdasarkan pernambahan alkohol, aroma, harga, kualitas, dan kompleksitas].
Tidak
ditambah alkohol
|
Ditambah
sedikit alkohol
|
Junmai
Daiginjoshu.
|
Daiginjoshu
|
Junmai
Ginjoshu
|
Ginjoshu
|
Junmaishu
|
Honjozoshu
|
Ada pula Futsuushu yang merupakan sake biasa dan murah yang tidak dimasukkan ke dalam penggolongan sake[3]. Produksi jenis sake ini telah mencapai 80% dari
total produksi sake[3]. Akhiran -shu disini artinya sake. Terkadang nama
jenis-jenis sake tersebut disebut tanpa akhiran -shu[3].
2.2.
MIKROORGANISME YANG BERPERAN DALAM PEMBUATAN
MINUMAN SAKE
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan
minuman sake yaitu (ragi roti) Saccharomyces
cerevisiae. Jenis yeast yang
paling populer adalah ragi roti Saccharomyces cerevisiae. Dulu waktu
studi master di Delft, riset saya tentang yeast ini. Yeast ini sudah dipakai
sejak 4000 tahun silam untuk membuat roti dan minuman keras (bir, wine, sake,
arak, dll). S. cerevisiae merupakan powerhouse bagi riset biologi
molekuler dan genetika. Organisme ini menjadi model untuk mempelajari
metabolisme, genetika, termasuk aplikasinya dalam metabolic engineering di
organisme tingkat tinggi. Di industri, yeast ini digunakan untuk produksi
alkohol dan asam organik karena ketahanannya terhadap kedua produk di
atas. Single cell protein diperoleh dari fermentasi yeast. Industri fermentasi
terbesar di dunia dalam skala produksi adalah fermentasi gula (sucrose,
glucose) oleh yeast ini menjadi alkohol (ethanol). Kapasitas produksi ethanol
dunia berkisar 50 milyar liter di tahun 2006 di mana 75 % diproduksi via proses
fermentasi, sisanya dengan proses katalitik. Brazil adalah produser ethanol
dari fermentasi terbesar di dunia disusul USA dan China. Di samping itu, yeast
ini juga direkayasa genetika guna produksi obat-obatan, flavor, antibiotik, dan
bahan kimia industri.
Starter yang
digunakan dalam proses pembuatan minuman koji disebut koji. Koji dibuat dengan spora koji, digunakan
untuk inokulasi beras, gandum, jelai atau kedelai untuk membuat dasar dari
makanan dan minuman fermentasi, seperti miso, acar, shoyu (kecap), mirin atau
sake. Dibutuhkan 48 jam untuk membuat koji dan itu cukup singkat.
Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan
koji yaitu:
·
Koji spora
·
Nasi Putih
·
Air
·
Inkubator
·
Dua botol air panas
·
Termometer yang akurat, besar, muadah dibaca, dan mengapung.
·
Sebuah botol semprot diisi dengan etil alkohol untuk mensterilkan piring
dan perlengkapan - sangat penting. Koji tidak akan menetaskan dengan baik jika
terkontaminasi. Bilas dengan baik setelah sterilisasi peralatan.
·
Dua delapan atau sepuluh piring kaca inch baking.
·
Sebuah wadah plastik dengan tutup yang cukup besar untuk memegang piring kue
Pemasok:
Spora Koji dapat dipesan dari G.E.M. Budaya,
30301 Sherwood Road, Fort Bragg, CA 95437 USA (707) 964-2922. Rasio inokulum
adalah satu gram inokulum spora hingga sebelas pon substrat koji. Tetapi jika
Anda mencampur spora koji dengan tepung beras untuk menambah volume, itu jauh
lebih mudah untuk mengukur. Rasio inokulum adalah satu gram spora tepung
inokulum untuk satu pon substrat koji.
Untuk mempersiapkan spora koji untuk
digunakan:
Remah roti dan dua setengah cangkir tepung
beras dalam wajan untuk mensterilkan.Dinginkan sampai suhu kamar dan tuangkan
ke dalam, penyimpanan yang sangat,bersih,kering, lebar mulut. Tekan paket
koji spora untuk memindahkan isinya ke salah satu ujungnya. Potong ujung paket
terbuka.Dengan menutup hidung dan mulut tuangkan spora koji ke dalam toples
sangat lambat, sangat hati-hati.
Spora Koji sangat baik dan pasti tidak boleh
dihirup, sehingga setiap kali Anda menangani bedak, Anda harus menutup hidung
dan mulut dengan kain. Jika tidak, Anda akan tumbuh jamur di paru-paru Anda.
Mereka adalah hijau cerah dalam dan tuangkan seperti asap. Setelah bubuk
dicampur dengan nasi, Anda tidak akan perlu khawatir tentang menghirup spora. Aduk secara memutar sampai isinya tercampur
sempurna dan seragam dalam warna. Label tabung beserta tanggal dan jenis spora yang dikandungnya.
Takar jumlah campuran spora yang diperlukan
dan mengganti tutup. Silakan menyimpan bagian yang tidak terpakai dari campuran
spora di tempat yang sejuk dan kering, gelap, seperti lemari es atau pantry
berpendingin udara jauh dari sumber panas. Disimpan dengan cara ini akan
mempertahankan potensi penuh selama enam bulan atau lebih.
* Catatan: Jika Anda tidak memiliki skala yang akurat,
gelas ukur dan mengukur sendok akan cukup. Membeli atau menggiling beberapa
sedikit saja tepung beras putih yang tidak akan berkemas turun dan karena itu
akan membuat pengukuran lebih konsisten.
Untuk membuat koji pemula (dua puluh empat
jam pertama):
·
Cuci enam cangkir beras pendek-butiran putih yang berkualitas baik
Jepang, menghapus sebanyak pati permukaan sebagai mungkin. Pati akan
menyebabkan beras untuk benjolan dan ini tidak kondusif untuk tumbuh koji.
·
Rendam beras dalam dua belas gelas air suling atau musim semi (harus
bebas klorin) selama enam jam. Uap beras selama lima puluh menit. Anda dapat menggunakan air rendaman
dan hanya menambahkan lebih banyak air ke panci.
·
Sementara beras uap, mensterilkan pendingin piknik dan botol air panas
dan kemudian, dengan menggunakan termometer, mengisi pendingin piknik dengan
air untuk menghangatkannya. Air akan perlu 35 derajat celcius.
·
Tepat sebelum beras telah selesai memasak, mengisi botol air panas
dengan air 35 derajat Celcius.
·
Sebarkan handuk bersih kecil pada permukaan kerja.
·
Loyang persegi kapas dikelantang di atas itu, cukup besar untuk
menampung beras.
·
Kosongkan beras ke alun-alun kapas dikelantang, menyebarkan ke
satu inci di ketebalan.
·
Periksa suhu beras. Perlu untuk mendinginkan sekitar 45 derajat celcius.
Tutup hidung dan mulut dengan syal dan taburi satu sendok teh campuran tepung
koji / beras di atas nasi.
·
Mencampurnya ke dalam beras dengan baik.
·
Sebarkan nasi dengan ketebalan satu inci lagi.
·
Taburkan satu sendok teh kedua mixure tepung koji / beras di atasnya dan
aduk rata.
·
Gundukan beras di pusat kain untuk membentuk sebuah bola.
·
Tempatkan termometer di bola beras, memperluas atas sehingga Anda
akan dapat menariknya untuk mengambil bacaan.
·
Bungkus kain di sekitar bola dan kemudian membungkus handuk sekitar itu.
Kosong dan kering pendingin piknik.
·
Letakkan salah satu botol air diisi panas pada bagian bawah pendingin
piknik dan kemudian menempatkan bola nasi yang dibungkus di atasnya.
·
Letakkan botol air panas kedua di atas, atau sebagian meliputi, bola
dibungkus dan menutup pendingin.
Anda sekarang memiliki koji bayi dan Anda tidak bisa meninggalkan tanpa pengawasan. Anda akan perlu memeriksa suhu dengan termometer setiap tiga jam untuk selanjutnya dua puluh empat dan mengganti air dalam botol air panas dengan air 35 derajat C. ketika suhu turun. Margin adalah 25 sampai 40 derajat celcius. Hati-hati tentang overheating, juga - koji menghasilkan panas sendiri, terutama dalam delapan jam terakhir.
Dua puluh empat jam kedua:
Ketika Anda membuka bola, itu akan memiliki
bau, manis sporey. Cukup indah, sebenarnya. Butir harus lebih atau kurang
ditutupi dengan bubuk putih dan serpihan terpisah. Jika hal ini tidak terjadi,
Anda akan perlu untuk mengulang di atas, merawat untuk mensterilkan peralatan
dll, karena kontaminasi mungkin alasan itu tidak mengerami. Untuk tahap
selanjutnya, Anda akan perlu untuk:
Mensterilkan dua
(delapan sampai sepuluh inci) piring kaca persegi atau persegi panjang baking
piring. Bagilah bola beras secara merata dalam dua dan menyebarkannya di lapisan
bahkan dalam setiap hidangan. Cut alur-alur yang mendalam inci dan dua inci terpisah. Hal ini
dilakukan karena spora akan memproduksi panas mereka sendiri dan alur mencegah
beras dari menjadi terlalu hangat. Tutupi bagian bawah wadah plastik dengan satu inci air. Tempatkan
dalam wadah nampan, meletakkan tutup di atasnya dan kemudian menutupinya dengan
handuk.
Memeriksa setiap empat jam untuk
selanjutnya dua puluh empat untuk memastikan bahwa suhu tidak pergi di atas 45
derajat celcius. Margin sekarang menjadi sedikit lebih lebar (25 sampai 40
derajat adalah yang terbaik). Jika berjalan terlalu tinggi atau terlalu rendah,
Anda dapat mengaturnya dengan menempatkannya di lokasi lain di rumah Anda yang
hangat atau dingin, atau dengan meletakkan botol berisi air hangat atau dingin
panas di bawah hidangan dalam wadah.
Setelah dua puluh empat jam, melihat-lihat.
Beras harus ditutupi dengan cetakan kabur putih, tidak hanya di atas tetapi di
seluruh, mendorong butir terpisah. Ini akan terlihat agak seperti beludru
putih. Sekarang Anda dapat menggunakannya untuk membuat sake, miso, shoyu,
acar, atau apa pun yang Anda inginkan. Hal ini dapat didinginkan selama sekitar
dua minggu.
2.3.
PROSES PEMBUATAN SAKE
Sake adalah minuman beralkohol
yang berasal dari Jepang yang sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu.
Selain di Jepang, dikenal pula sake di negara Cina dan Korea. Produk ini
berwarna kuning pucat, jernih, dan mengandung alkohol sekitar 15-16%. Pada awal
pengolahannya sake dibuat secara tradisional dalam skala industri rumah tangga
dan nampak keruh karena tidak dilakukan penjernihan. Namun saat ini sake telah
dibuat dengan cara yang lebih moderm sehingga dihasilkan suatu produk yang
lebih baik dan merupakan komoditi bernilai ekonomis tinggi.
Bahan baku utama pembuatan
sake adalah beras. Beras yang digunakan harus disosoh sehingga beras yang telah
disosoh mempunyai berat sekitar 70-75% dari berat semula. Penyosohan tersebut
dilakukan agar kandungan protein, lemak, dan mineral pada bahan baku tersebut
berkurang karena adanya pemisahan antara grem, dedak dan bulir beras tersebut.
Seperti halnya pembuatan minuman yang
sejenis, air yang akan digunakan mempunyai persyaratan tertentu yaitu tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan netral atau sedikit alkali dan
kandungan besinya tidak lebih dari 0,02 ppm. Air tersebut harus bebas dari
nitrat, amonia, bahan-bahan organik dan mikroba pembusuk.
Beras yang akan digunakan sebagai bahan baku harus
dicuci, direndam didalam air selama lebih kurang 1-20 jam tergantung dari jenis
beras yang akan digunakan. Setelah ditiriskan 4-8 jam lalu dikukus. Selama
pengukusan akan terjadi perubahan pati beras yang akan membentuk ikatan á-
sehingga lebih mudah terfermentasi. Selain itu, protein yang ada pada beras
juga akan terdenaturasi. Pengukusan dapat dilakukan selama 30-60 menit
tergantung dari jumlah dan jenis berasnya. Pada akhir pengukusan air yang ada
pada bahan telah ditambah sekitar 35-40% bila dibandingkan dengan berat
asalnya.
Nasi yang telah dimasak didinginkan hingga sekitar 40oC
bila nasi tersebut akan digunakan sehingga bahan baku pembuatan koji dan
sekitar 10-20oC bila nasi akan digunakan sebagai bahan baku dan dicampurkan
dengan bahan lainnya pada proses mashing.
Setelah menjadi nasi, pada dasarnya
pembuatan sake dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembuatan koji, pembuatan moto dan
moromi.
Koji merupakan komponen yang
paling menentukan karena selain digunakan sebagai sumber enzim, koji juga akan
mempengaruhi flavor dari produk. Pada pembuatan koji, nasi yang sudah
didinginkan diinokulasi dengan A. oryzae atau A. soyae atau A. awamori. Sedangkan
sake dari daratan Cina menggunakan kapang jenis Phycomycetes. Fermentasi ini
dilakukan pada suhu 28-30oC selam 5-6 hari. Secara umum, semakin tinggi suhu
inkubasi yang digunakan maka aktivitas enzim amilase dan protease yang
dihasilkan akan semakin tinggi pula. Tentunya hal ini hingga batas suhu
tertentu.
Selama 10-20 jam pertama, suhu nasi
yang di inkubasi bersama-sama kapang tersebut akan meningkat karena adanya
respirasi dari kapang yang tumbuh. Setelah 20 jam akan nampak pertumbuhan
miselia dan pada saat ini koji harus dipindahkan pada wadah yang lebih luas
permukaannya, sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi. Peningkatan suhu dapat
mencapai 38oC setelah 36 jam dan setelah 45 jam akan mencapai 40oC.
Pembuatan koji yang dilakukan secara
modern dengan menggunakan alat khusus, akan menghasilkan alat koji yang
berwarna putih karena pertumbuhan kapang telah dihentikan sebelum spora kapang
terbentuk. Koji yang terbentuk dapat langsung ditambahkan pada bahan baku yaitu
dengan perbandingan 60-100 g koji untuk 1000 kg bahan baku.
Selanjutnya dapat dipersiapkan moto yaitu starter khamir.
Cara pembuatannya adalah dengan mencampurkan nasi dengan starter yang telah
ada, lalu di inkubasi selama 14 hari pada tahap ini akan terjadi pertumbuhan
mikroba yang dominan. Apabila fermentasi tetap dilanjutkan maka setelah tahap
ini akan terjadi pertumbuhan mikroba aerobik lainnya yang berupa khamir perusak
dan bakteri asam laktat.
Berbagai jenis moto yang dikenal
adalah kimoto, yamahai moto, dan sokuyo moto. Pada pembuatan moto yang khas
seperti sokuyo moto, ditambahkan asam laktat untuk mengasamkan media sehingga
mikroba kontaminan tidak dapat tumbuh. Dengan digunakannya media yang lebih
spesifik tersebut maka waktu fermentasi dapat dipersingkat menjadi hanya
sekitar 7 hari. Contoh dari campuran pembuatan sokuyo moto adalah 60 kg koji,
ditambah dengan 200 l air, 140 ml asam laktat 75%, dan khamir sake dengan
densitas 105-106 sel per g dan 140 kg nasi. Fermentasi dilakukan pada suhu awal
112oC dan akan meningkat dan dipertahankan tidak lebih dari 18oC.
Khamir sake secara komersial
dapat diperoleh dipasaran, dan apabila digunakan khamir ini maka khamir yang
berupa padatan tersebut dapat langsung ditambahkan pada campuran bahan baku
dengan jumlah sekitar 7% dari total nasi yang digunakan.
Setelah koji dan moto siap dapat
dilakukan fermentasi utama atau pembuatan moromi. Moromi adalah campuran nasi,
koji, moto, dan air. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 12oC dan suhu tetap
dipertahankan tetap rendah untuk menghindari kontaminasi. Lamanya fermentasi
berkisar antara 20-24 hari, selama itu alkohol dapat terbentuk yaitu pada 2
minggu pertama dengan kecepatan peningkatan alkohol rata-rata 1% per hari.
Setelah fermentasi 1 minggu maka
jumlah sel akan mencapai 2,5×108 sel/g dari jumlah khamir semula yang
ditambahkan yaitu sekitar 105-106 sel/g. Penambahan khamir sebaiknya dilakukan
secara bertahap.
Pemberian penambahan nasi dan koji
yang keempat dilakukan pada tahap akhir fermentasi yaitu pada saat kandungan
etanol lebih tinggi dari pada 15% (v/v). Karena pada kandungan etanol yang
telah tinggi tersebut, aktivitas khamir telah menurun, sedangkan keadaan akhir
alkohol yang diinginkan dari produk ini adalah sekitar 20-22% (v/v). Fermentasi
sake ini berlangsung secara anaerobik.
Suhu dari pencampuran pertama sekitar
12oC dan pada hari kedua belum ditambahkan bahan baku kembali, hal
ini untuk memberi kesempatan pada khamir untuk berkembangbiak. Setelah hari
kedua dan selanjutnya barulah diberi penambahan bahan baku.
Penyaringan dilakukan setelah
fermentasi selesai dan dilakukan pengandapan selam 5-10 hari. Setelah disaring
maka dilakukan pengendapan kembali yang lamanya berkisar antara 30-40 hari.
Pasteurisari dilakukan pada akhir proses menggunakan suhu yang tidak terlampau
tinggi yaitu sekitar 55-65oC sehingga aroma dan flavor yang telah terbentuk
tidak hilang dan tetap dapat dipertahankan.
Proses penuaan atau aging dilakukan
pada suhu 13-18oC dengan atau tanpa karbonasi. Produk ini dapat dikemas dengan
atau tanpa proses pengenceran setelah dilakukan penyaringan tahap akhir.
Gambar: tahapan proses pembuatan
sake
2.4.
DAMPAK MENGKONSUMSI MINUMAN SAKE
2.4.1. Dampak Positif
Mengkonsumsi Minuman Sake
Minuman keras di masyarakat luas sudah terkenal keburukannya karena
begitu banyak hal negatif yang ditimbulkannya namun minuman keras juga memiliki
sisi positif dari semua sisi negatifnya, dengan dosis yang tepat dan tidak
berlebihan tentunya. dan jangan mencoba terobosan baru dengan mengoplos minuman
keras dengan bahan bahan yang tidak lazim misal dengan autan dan sejenisnya
karena hal itu akan sangat berakibat buruk bagi kesehatan kita .
2.4.2. Dampak Negatif
Mengkonsumsi Minuman Sake
Bila dikonsumsi berlebihan minuman beralkohol dapat
menimbulkan ganggguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi
berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi
langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Karena sifat adiktif alkohol itu,
orang yang meminumnya lama-kelamaan tanpa sadar akan menambah takaran/dosis
sampai pada dosis keracunan atau mabuk.
Akibat Penyalahgunaan Alkohol / Minuman Keras :
·
Gangguan
Fisik
Meminum minuman beralkohol banyak, akan menimbulkan
kerusakan hati, jantung, pangkreas dan peradangan lambung, otot syaraf,
mengganggu metabolisme tubuh, membuat penis menjadi cacat, impoten serta
gangguan seks lainnya
·
Gangguan
Jiwa
Dapat merusak secara permanen jaringan otak sehingga
menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian, kemampuan belajar dan
gangguan jiwa tertentu.
·
Gangguan
Kamtibmas
Perasaan seorang tersebut mudah tersinggung dan
perhatian terhadap lingkungan juga terganggu, menekan pusat pengendalian diri
sehingga yang bersangkutan menjadi berani dan agresif dan bila tidak terkontrol
akan menimbulkan tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma dan sikap moral
yang lebih parah lagi akan dapat menimbulkan tindakan pidana atau kriminal.
·
Gangguan
Kesehatan
Beberapa Dampak Lain Yang Ditimbulkan Oleh Minuman
Beralkohol pada kesehatan: merusak fungsi hati, pankreas, pencernaan,
otot,darah, dan tekanan darah, kelenjar endokrin dan jantung.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
·
Sake (酒; diucapkan "sɑ.kɛ" "SA-KE")
adalah sebuah minuman beralkohol dari Jepang yang berasal dari hasil fermentasi beras.
·
Klasifikasi sake
terbagi menjadi dua yaitu
a. sake yang ditambah sedikit alcohol
b. sake yang tidak ditambah alcohol
·
Mikroorganisme yang berperan dalam proses pembuatan minuman sake yaitu
(ragi roti) Saccharomyces
cerevisiae. Starter yang digunakan dalam proses pembuatan minuman koji disebut koji
·
Proses pembuatan sake:
Milling,washing,soaking,steaming, sacrafision,
fermentasi, filtrasi pertama, filtrasi kedua, pasteurisasi, storasi
aging,blending, adding water,pasterilizatioon, bottling
·
Dampak Negatif Mengkonsumsi Minuman Sake
o
Gangguan
Fisik
o
Gangguan
Jiwa
o
Gangguan
Kamtibmas
o
Gangguan
Kesehatan
3.2. SARAN
·
Perlunya peningkatan kualitas minuman sake sehingga tidak hanya masyarakat
Jepang yang dapat menikmatinya, tetapi masyarakat luar dalam bentuk kemasan
instan.
·
Perlunya peningkatan jenis minuman sake dengann kadar alcohol yang rendah
atau tidak ada sama sekali agar masyarakat muslim dapat menikmatinya juga tanpa
pengurangan kualitas minuman sake.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno
FG, Agustinah W, Barus T. 2009. Penuntun Praktis
Usaha Mandiri Teknobiologi Pangan.
Jakarta:
Universitas Atma Jaya.
Teknologi
Fermentasi. “Sake.” http://www.gogreen.web.id/2007/08/sake.html
(diakses tanggal 19 Agustus 2007)
Rizky kurnia. Pembuatan
Minuman Sake“http: htordbroken. wordpress. com/2011/10/01. html (diakses
tanggal 1 Oktober 2010)
Thank's KK .... sangat membantu buat Tugas ku :D
ReplyDelete