Kali ini admin ingin berbagi tentang Selulosa.
Sifat
dan Fungsi Selulosa
Selulosa tidak memiliki rasa, tidak berbau, hidrofilik dengan sudut kontak dari 20-30, tidak larut dalam air dan sebagian besar pelarut organik, adalah kiral dan biodegradable, dapat dipecah menjadi unit-unit
glukosa kimia dengan dengan asam terkonsentrasi pada suhu tinggi. Dengan asam
encer tidak dapat terhidrolisis, tetapi oleh asam dengan konsentrasi tinggi
dapat terhidrolisis menjadi selobiosa dan D-glukosa. Selobiosa adalah suatu
disakarida yang terdiri atas dua molekul glukosa yang berikatan glikosidik
antara atom karbon 1 dengan atom karbon 4. Dibandingkan dengan pati, selulosa
juga jauh lebih kristal, selulosa memerlukan suhu 3200C dan tekanan
24 MPa untuk menjadi amorf dalam air.
(Anonymous a, 2011)
Selulosa
merupakan pembentuk struktur dinding sel tumbuhan. Selulosa bersifat tidak
dapat dicerna oleh manusia sehingga berfungsi sebagai sumber serat yang
membantu memperlancar defakasi. Bagi manusia, fungsi selulosa sebagai serat
banyak sekali keuntungannya, antara lain memperlancar buang air besar, dan
dapat menghindarkan dari berbagai penyakit seperti haemorrhoid (ambeyen),
divertikulosis, kanker pada usus besar, appendicitis, diabetes, penyakit
jantung koroner dan obesitas.
Penggunaan terbesar selulosa di dalam industri adalah berupa
serat kayu dalam industri kertas dan produk kertas dan karton. Pengunaan
lainnya adalah sebagai serat tekstil yang bersaing dengan serat sintetis. Untuk
aplikasi lebih luas, selulosa dapat diturunkan menjadi beberapa produk, antara
lain Microcrystalline Cellulose, Carboxymethyl cellulose, Methyl cellulose dan
hydroxypropyl methyl cellulose. Produk-produk tersebut dimanfaatkan antara lain
sebagai bahan antigumpal, emulsifier, stabilizer, dispersing agent, pengental,
dan sebagai gelling agent.
(Anonymous b,2011)
Selulosa
sering digunakan dalam pembuatan plastik. Selulosa nitrat digunakan sebagai
bahan peledak, campurannya dengan kamper menghasilkan lapisan film (seluloid).
Jaringan
berserat dalam dinding sel mengandung polisakarida selulosa. Polisakarida ini
adalah polimer alam yang paling banyak terdapat dan paling tersebar di alam.
Jutaan ton selulosa digunakan setiap tahun untuk membuat perabot kayu, tekstil
dan kertas. Sumber utama selulosa ialah kayu. Umumnya kayu mengandung sekitar
42% selulosa, lignin 28% dan hemiselulosa 28% (Lauren, 1996). Pemisahan
selulosa dari kayu melibatkan pencernaan kayu dengan larutan belerang dioksida
dan hidrogen sulfit (bisulfit) dalam air pada proses sulfit, atau larutan
natrium hidroksida dan natrium sulfida dalam air pada proses sulfat (kraf).
Pada kedua proses ini lignin dilarutkan sehingga diperoleh selulosa. Ekstraksi
dilakukan dengan mereaksikannya dengan larutan natrium hidroksida di bawah
tekanan, yang kemudian dilanjutkan dengan pengelantangan
dengan gas klor
klasium hipokrolit. Sumber lain selulosa ialah kapas, yang hampir seluruhnya
memang selulosa.
Walaupun
selulosa sifatnya keras dan kaku, namun selulosa dapat dirombak menjadi zat
yang lebih sederhana melalui proses cellulolysis. Cellulolysis adalah proses
memecah selulosa menjadi polisakarida yang lebih kecil yang disebut dengan
cellodextrins atau sepenuhnya menjadi unit-unit glukosa, hal ini merupakan
reaksi hidrolisis. Karena molekul selulosa terikat kuat antar satu molekul
dengan molekul lainya ,cellulolysis relatif sulit bila dibandingkan dengan
pemecahan polisakarida lainnya. Proses cellulolisis terjadi pada sistem
pencernaan sebagian hewan memamah biak ruminansia untuk mencerna makanan mereka
yang mengandung selulosa. Proses cellulolisis dibantu oleh enzim selulase
Rumus
molekul selulosa ialah (C6H10O5)n dan n dapat berupa angka ribuan.
Sangat sukar untuk mengukur massa molekul nisbi selulosa, karena (1)
tidak
banyak pelarut untuk selulosa, (2) selulosa sangat cenderung terombak selama
proses dan (3) cukup rumit menggunakan selulosa dari sumber yang berbeda. Cara
yang acap kali dipilih ialah menitratkan selulosa dengan cara tak merusak, dan
massa molekul nisbi bagi selulosa kapas sekitar satu juta. Selulosa dibangun
oleh rangkaian glikosa yang tersambung melalui - β - 1,4. Untuk memahami
peristilahan ini pertama-tama kita harus melihat struktur glukosa itu sendiri.
Glukosa mempunyai rumus molekul C6H12O6. Dengan kata lain kita dapat
menggambarkan struktur glukosa sebagai rantai lurus ataupun struktur cincin.
Struktur cincin dapat terbentuk dari hasil pembentukan hemiasetal internal.
Namun, penelahan yang mendalam terhadap mekanisme ini menunjukkan bahwa terdapat
dua kemungkinan bagi konfigurasi glukosa, bergantung pada bahwa terdapat dua
kemungkinan pada cara gugus -OH pada atom korban nomor 1 (C1) diarahkan.
Bilamana gugus - OH pada atom karbon C nomor satu terarah ke bawah, glukosa
mengambil bentuk α, bilamana gugus – OH terarah ke atas disebut bentuk β. Dalam
larutan, kedua bentuk itu seimbang, karena glukosa menunjukkan sifat mereduksi
seperti aldehida (bereaksi dengan pereaksi Tollens dan larutan Fehling), hal
ini membuktikan adanya sejumlah kecil struktur terbuka atau struktur rantai
lurus. Telah dikemukakan bahwa polisakarida dibangun dari banyak kesatuan
monosakarida yang saling bergabung dengan melepaskan air, dan hasilnya ialah
deret ikatan glikosida (jembatan oksigen). Deret ikatan glikosida dalam
selulosa antara C1 dari satu kesatuan C4 dari kesatuan.
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!