1.
Tujuan
Kita
dapat menentukan angka kekentalan (viskositas) suatu zat cair dengan
menggunakan air sebagai pembanding.
Kita Dapat Menentukan berbagai
viskositas cairan dengan Oswald dan hoppler
? Dapat
menggunakan alat viskositas.
? Mengetahui dan memahami prinsip
kerja dari percobaan viskositas berbagai larutan dengan metode Ostwald.
? Mengetahui hubungan antara koefisien
viskositas, massa jenis, dan waktu antara suatu cairan tertentu dengan cairan
pembandingnya
II. Perincian kerja
? Menentukan
diameter bola.
? Menentukan Bj cairan
III. ALAT yang DIPAKAI DIGUNAKAN
§ Viskositas Meter / Hopler 1 Buah
§ Viskositas
Otswold 1 Buah
§ Termostat 1 Buah
§ Bola
Viskositas Kaca 1 Buah
§ Piknometer 1Buah
§ Stop
Watch 1 Buah
§ Corong
Kaca 1 Buah
§ Bola
Isap 1 Buah
§ Gelas
Kimia 100 ml 1 Buah
§ Gelas
Kimia 400 ml 1 Buah
§ Gelas
Kimia 600 ml 1 Buah
§ Pipet
ukur 25 ml 1 Buah
§ Labu
Semprot 1 Buah
IV. Bahan Yang Digunakan
? Aquadest
? Etanol
? Minyak
V. Dasar
Teori
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir.
Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir
semakin besar pula viskositasnya. Rheologi
adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi
zat padat. Viskositas mula-mula diselidiki oleh Newton, yaitu dengan
mensimulasikan zat cair dalam bentuk tumpukan kartu seperti pada gambar berikut
:
Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul
yang sejajar satu sama lain.Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan di
atasnya bergerak dengan kecepatankonstan,sehingga setiap lapisan akan bergerak
dengan kecepatan yang berbanding langsung denganjaraknya terhadap lapisan
terbawah yang tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yangdipisahkan
dengan jarak dx adalah dv/dx atau kecepatan geser (rate of share). Sedangkan
gayasatuan luas yang dibutuhkan untuk mengalirkanzat cair tersebut adalah F/A
atau tekanan geser (shearing stress)
Menurut
Newton :
F/A
= dv/dx
F/A
= ηdv/dx
η
= F/Adv/dx
η
= koefisien viskositas, satuan Poise
Viskositas suatu zat dipengaruhi oleh suhu. Viskositas gas
meningkat dengan bertambah tingginya suhu, sedangkan viskositas zat cair
menurun denganmeningginya suhu. Hubungan antara viskositas dengan suhu tampak
pada persamaan Arrhenius :
A
: konstanta yang tergantung pada berat molekul dan volume molar zat cair
Ev
: energi aktivasi
R
: konstanta gas
T
: suhu mutlak
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan
permukaan molekul, gaya tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap
molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu
lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum
distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang
diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan viskositas
sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap
viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
h = A e-E/RT
atau ln
A merupakan tetapan yang sangat
tergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan dan E adalah
energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.Untuk cairan tak
terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empiric yang mengaitkan
koefisien viskositas dengan volume jenis pada suhu yang sama.
Cara menentukan
viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa
tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler /
Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda
ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
(Moechtar,1990).
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola
maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya
archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari
kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan
jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
3. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan
antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah
zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).
4. Viskometer Cone dan
Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan
ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut.
Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser
di dalam ruang semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar
(Moechtar,1990).
Viskositas
air suling pada temperatur yang berbeda sampai ke titik didih normal tercantum
di bawah ini.
Suhu
[°C]
[° C]
|
Viscosity
[mPa·s]
|
10
|
1.308
|
20
|
1.002
|
30
|
0.7978
|
40
|
0.6531
|
50
|
0.5471
|
60
|
0.4668
|
70
|
0.4044
|
80
|
0.3550
|
90
|
0.3150
|
100
|
0.2822
|
·
1 N s / m 2 = 1 Pa s = 10 poise = 1.000 milliPa s
·
1 m 2 /s = 1 x 10 4
cm 2 /s =1 x 10 4 stokes = 1 x 10 6
centistokes 1 m 2 / s = 1 x 10 4 cm 2
/ s = 1 x 10 4 stoke = 1 x 10 6 centistokes
VI. Prosedur
Kerja
Penetuan
Kekentalan Cairan Dengan Viskometer Ostwald
1. Viskometer dibersikan dan dikeringkan
2. Cairan yang akan ditentukan
kekentalanya di masukan melalui pipa a sampai ruang r penuh terisi
3. Cairan dihisap melalui pipa b sampai
naik melewati garis m
4. Cairan dibiarkan turun sampai garis
n
5. waktu yang dibutukan cairan untuk
mengalir dari garis m ke n dicatat
6. Dilakukan sebanyak 2 kali
pengulangan data
Penentuan
Kekentalan Cairan Dengan Viskometer Bola Jatuh
Prosedur
kerja :
1.
Pasang
Alat Dan Perangkat Pada Posisi Yang Tara
2.
Tabung
Gelas Disi Dengan Cairan Yang Akan Ditentukan Kekentalanna ,Kemudian Tutup
Tabung Dengan Hati-Hati Dan Jangan Sampai Terdapat Gelembung Udara Di Dalamnya
3.
Masukan
Bola Yang Sesuai Dan Apabila Bola Suda Turun Melampaui Garis Awal,Kembalikan
Bola Pada Posisi Semula Dengan Car Membalikan Tabung
4.
Waktu
Tempuh Bola Melalui Tabung Mulai Garis Awal Sampai Garis Akhir Dalam Detik
dicatat
5.
Tentukan
Bobot Jenis / Kerapatan Dengan Piknometer
6.
Hitung
Kekentalan Cairan Dengan Persamaan :
ɳ = t (sb – sr)B
Keterangan :
ɳ
= kekentalan
t = waktu bola jatuh (dtk)
p1 = kerapatan bola yang
digunakan
p2 = kerapatan cairan
sampel
K = konstanta bola
VII. Data pengamatan
Data
Waktu Percobaan dengan oswald
Bahan
|
Waktu
|
||
Percobaan 1
|
Percobaan 2
|
Rata-Rata
|
|
Air
|
526 Sekon
|
494 Sekon
|
510 sekon
|
Alkohol
|
772 Sekon
|
770 Menit
|
771 sekon
|
Gliserin
|
823 sekon
|
815 detik
|
819 sekon
|
Data Waktu percobaan untuk Viskosita
Hoppler
Bahan
|
Density bola
(ρ) g/cm3 |
Diameter
bola
|
Waktu
|
|
Percobaan I
|
Percobaan II
|
|||
Air
|
15,30
|
119 detik
|
122
|
|
Etanol
|
2,2
|
15,30
|
146 detik
|
132
|
Minyak
|
7,7
|
14,29
|
5 detik
|
3 detik
|
VIII. Perhitungan
Menentukan massa jenis cairan.
Diketahui bahwa massa jenis dari air
sebesar 0,9950 g/ml.
Etanol
Diketahui
: Massa piknometer
kosong = 29,7996 g
Massa piknometer + etanol = 50,2156 g
Massa etanol = 20,416 g
r
air = 0,9950 g/ml
Massa air = 25,0688 g
Ditanya
: r
etanol = ?
Jawab
:
Volume air = = =
Volume air = volume pikno
Massa jenis etanol = = =
Minyak
Diketahui
: Massa piknometer
kosong = 29,7996 g
Massa piknometer + minyak = 52,6093 g
Massa minyak = 22,8097 g
r air = 0,9950 g/ml
Massa air =
25,0688 g
Ditanya
: r
Minyak = ?
Jawab
:
Volume air = = =
Volume air = volume pikno
Massa jenis minyak = = =
Menentukan viskositas berbagai cairan dengan viskometer
oswald
Ø Etanol
Diketahui
: t = 771 s
r air = 0,9950 g/ml
r etanol = 0,810 g/ml
h air =
h air = k.s.t
-
Penentuan
ketetapan K
s = =
s = 0,9950
k = = = 1,57
x 10-3
mPa.s ml/ g s
h air = k.s.t = 1,57 x 10-3 mPa.s ml/ g s x 0,810 g/ml x 771 s = 0,980 mPa.s
Ø Minyak
Diketahui
: t = 771 s
r air = 0,9950 g/ml
r mnyk = 0,905 g/ml
h air =
h air = k.s.t
-
Penentuan
ketetapan K
s = =
s = 0,9950
k = = = 1,57
x 10-3
mPa.s ml/ g s
h air = k.s.t = 1,57 x 10-3 mPa.s ml/ g s x 0,905 g/ml x 819 s = 1,164 mPa.s
Menentukan viskositas berbagai cairan dengan viskometer Hoppler
Etanol
Pada = 146 s dan = 122 s.
Diketahui
: t = 134 s
r air = 0,9950 g/ml
r etanol = 0,810 g/ml
h air =
Ditanya
: h etanol = ?
Jawab
:
K konstanta viskosimeter dapat
ditentukan dengan menggunakan pengukuran dilakukan dengan air suling /aquades.
Karena viskositasnya air terkenal.
K = = = 0,005 mPa.s ml/ g s
ɳetanol = t (BJ Bola – BJ Zat)K
= 134 s (2,2 g/ml - 0,810 g/ml) 0,005 mPa.s ml/ g s = 0,9313 mPa.s
Minyak
Pengulangan pertama
Pada = 2 s dan = 2 s.
Diketahui
: tair = 2 s
t minyak = 5 s
r air = 0,9950 g/ml
r etanol = 0,905 g/ml
h air =
Ditanya
: h etanol = ?
Jawab
:
K = = = 0,06 mPa.s cm3/ g s
ɳminyak = t (sb – sr)K
ɳminyak = 4 (7,7– 0,905) 0,06 mPa.s cm3/ g s = 1,6308 mPas
VIII.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa masing-masing cairan
mempunyai kecepatan yang berbeda untuk mengalir dalam viscometer oswald, yaitu
untuk aquadest dibutuhkan waktu 510 detik , etanol Membutuhkan waktu 771 detik,
dan minyak membutuhkan waktu 819 detik. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
cairan yang memerlukan waktu paling banyak untuk mengalir dalam viscometer
adalah minyak dan yang memerlukan waktu paling sedikit adalah air, dan dalam
percobaan ini, air suling yang digunakan
sebagai cairan pembanding. Dengan mengukur waktu alir dari tiap-tiap cairan,
maka viskositas cairan-cairan tersebut dapat dihitung dengan membandingkannya
dengan viskositas aquades .
IX.
KESIMPULAN
1. Viskositas suatu cairan dapat diukur
dengan viscometer, misalnya dengan viscometer Oswald dan viscometer hoppler
2. Nilai viskositas dari masing –
masing larutan untuk viscometer Oswald
·
Etanol
= 0,980 mPa.s
·
Minyak = 1,164 mPa.s
3.
Nilai
viskositas dari masing – masing larutan untuk viscometer hoppler
·
Etanol
= 0,9313 mPa.s
·
Minyak = 1,164 mPa.s
4. Rata-rata nilai viskositas dari
masing-masing larutan adalah
·
air
=
.
·
Etanol = 0,95 mPa.s
·
minyak
=
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2005. Kimia
Dasar Konsep-konsep Inti Erlangga : Jakarta
Dogra, S 1990 Kimia
Fisika dan Soal-soal Universitas Indonesia : Jakarta
Sukarjo, 1989. Kimia
fisika PT. Bina Aksara : Jakarta
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!