I.
Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini siswa
dapat menentukan orde reaksi dari pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap
kecepatan reaksi.
II.
Perincian Kerja
Menentukan
pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi.
Menentukan
pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi.
III.
Alat yang DIPAKAI
? Labu semprot 1 Buah
? Hot plate 1
Buah
? Stop watch 1 Buah
? Gelas ukur 50 ml 1 Buah
? Corong kaca 1 Buah
? Bola isap 2
Buah
? Pipet Seukuran 5 ml+ 10 ml+25 ml 1+1+1 Buah
? Pipet Volume 50 ml 1
Buah
? Thermometer 2 Buah
? Erlenmeyer 250 ml 6 Buah
? Tabung reaksi + Rak 6+1 Buah
IV.
BAHAN yang DIGUNAKAN
? NaS2O3 0,25 M
? HCl
1 M
? Aquadest
V.
DASAR TEORI
Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangsung dinaikkan, maka
menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin
sering, menyebabkan laju reaksi Laju reaksi atau kecepatan reaksi
menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi
menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satuan waktu. Satuan waktu
dapat berupa detik, menit, jam, hari, atau tahun.
A.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Konsentrasi
Zat yang konsentrasinya besar
mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-pertikelnya
tersusun lebih rapat dibandingkan zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang
susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan dibandingkan dengan
partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin
besar. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya
reaksi.
Gambar di atas
merupakan ilustrasi reaksi dalam larutan.
Misalkan : A(aq)
+ B(aq) --> AB(aq)
Apabila [A] dan
[B] keduanya diperbesar 2x, tampak jumlah partikel A dan B dalam volum tertentu
menjadi lebih banyak 2x, jumlah tumbukan efektif juga bertambah, maka laju
reaksi makin besar, atau reaksi berlangsung makin cepat. Jika salah satu dari A
atau B yang konsentrasinya diperbesar, tentu reaksi juga makin cepat.
2. Luas
permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat
terjadi antara reaktan-reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat
cair, atau yang fasenya berbeda, misalnya zat cair dan zat padat. Pada
percampuran reaktan yang terjadi dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada
permukaan zat. Laju reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas
permukaan sentuhan dengan cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan.
Sehingga semakin besar luas permukaan zat padat yang direaksikan semakin lambat
laju reaksinya. Namun,semakin kecil luas permukaan zat padat yang direaksikan
semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Hal tersebut terjadi karena dalam
reaksi partikel dalam bentuk cair bertumbukan dengan partikel padat,
peningkatkan luas permukaan dari zat padat meningkatkan kemungkinan tumbukan
bertambah besar. Peningkatan jumlah tumbukan per detik meningkatkan laju
reaksi.
3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak.Dengan menaikkan temperatur, energi gerak
atau kinetik molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah
sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih
tinggi.
Disamping itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu
zat. Zat-zat yang potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilakn reaksi
karena sukar melampaui energi pengaktif. Dengan naiknya temperatur, energi
potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Sehingga semakin tinggi suhu/ temperatur maka reaksi akan semakin cepat.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi zat itu
sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang kekal, sehingga pada akhir reaksi
zat tersebut dapat diperoleh kembali.
Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis.
Katalis akan menurunkan pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan
banyak tumbukan yang terjadi, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Jika energi
pengaktifan tinggai maka banyak tumbukan yang terjadi sedikit, karena tidak mempunyai
energi yang cukup yang diperlukan untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi
berlangsung lambat
B.
Persamaan kecepatan reaksi
Persamaan laju reaksi memberikan ketergantungan laju pada konsentrasi
pereaksi. Hasil reaksi dan katalis. Bila volume campuran reaksi tetap dan
konsentrasi at dapat diabaikan. Maka kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi pangkat bilangan bulat:
Bila m = 1 , maka
reaksi diletekkan orde satu terhadap A. dan bila m = 2 . reaksi diletakkan orde
dua terhadapA. Untuk persamaan laju dalam bentuk yang sederhana ini,orde reaksi
keseluruhan adalah kumlah dari pangkat pangkat orde. Faktor pembanding k
merupakan tetapan laju yang berdasarkan persaman diatas mempunyai satuan C1-(m+n).
Waktu bila reaksi berorde satu, biasanya k diperoleh dalam detik –1
atau menit –1. Bila reaksi berorde dua, satuan k dinyatakan
dalam lliter mol –1.detik –1 atau cm3mol-1.detik-1
Reaksi orde satu :
Persamaan laju
untuk reaksi berorde satu :
Dimana :
(A) = konsentrasi A pada waktu
k
= konstanta kecepatan reaksi
Untuk batasan (A)
= (A0) pada waktu t = 0 dan
(A) = (A) pada waktu t = t, maka didapat
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa untuk
menentukan tetapan kecepatan reaksi orde satu , hanya diperlukan perbandingan
konsentrasi dalam persekon ini. Karena tetapan perbandingannya akan saling
menghapus.
VI.
Prosedur Kerja
?
Pengaruh Konsentrasi terhadap kecepatan reaksi :
Ø Mempersiapkan 6 buah erlenmeyer kosong.
Ø Memipet 50 ml Na2S2O3,
kemudian memasukkannya kedalam erlenmeyer pertama.
Ø Menempatkan erlenmeyer tersebut diatas
sehelai kertas putih yang diberi tanda silang.
Ø Menambahkan 2 ml HCl 1 M kedalam
erlenmeyer pertama, menyalakan stop wacht pada saatmemasukkan HCl.
Ø Mengamati larutan dari atas, kemudian
mematikan stop watch setelah tanda silang sudah tidak kelihatan.
Ø Mencatat waktu yang ditunjukkan stop
watch.
Ø Mencatat
suhu larutan
Ø Mengulangi langkah percobaan dari 2 sampai
6 untuk konsentrasi larutan 40ml, 30ml, 20ml, 10ml dan 5 ml.
Ø Membuat grafik laju reaksi Vs waktu
? Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi :
Ø Memasukkan 10 ml larutan Na2S2O3
M dalam erlenmeyer dan mengencerkannya hingga volume 50 ml.
Ø Memipet 2 ml HCl lalu memasukkannya
kedalam tabung reaksi.
Ø Menempatkan erlenmeyer dan tabung reaksi
tersebut kedalam baskom yang berisi es, kemudian mendinginkannya sampai suhu 3°C.
Ø Lalu menaikkannya keatas hot platedan
ditambahkan HCl kedalam erlenmeyer, dan pada saat bersamaan menyalakan stop
watch, kemudian mematikan stop watch pada saat endapan mulai terbentuk.
(Mencatat waktu yang diperlukan untuk terjadinya endapan).
Ø Mengulangi langkah diatas untuk variasi
suhu dari 5°C, 10°C, 15°C, 20°C, 25°C dan 30°C.
Ø Membuat grafik laju reaksi Vs suhu dan
grafik log laju Rx terhadap 1/suhu.
Data Pengamatan
? Pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan
reaksi
Sampel
|
Waktu (detik)
|
1/Waktu (detik-1)
|
Volume Air
|
Volume Na2S2O3
|
1
|
18,59
|
0,054
|
0
|
50
|
2
|
21,90
|
0,046
|
10
|
40
|
3
|
34,76
|
0,029
|
20
|
30
|
4
|
43,76
|
0,023
|
30
|
20
|
5
|
119,21
|
0,008
|
40
|
10
|
6
|
255,13
|
0,004
|
45
|
5
|
? Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
Percobaan
|
Suhu
(°C)
|
Suhu
(K)
|
Waktu
(det)
|
1
|
15
|
288
|
290,14
|
2
|
20
|
293
|
238,12
|
3
|
30
|
303
|
119,21
|
4
|
40
|
313
|
57,20
|
5
|
50
|
323
|
34,78
|
VIII. Perhitungan
? Pengaruh konsentrasi terhadap keepatan
reaksi:
Ø Menghitung konsentrasi Na2S2O3
:
Ø Untuk erlenmeyer 1 :
V1 x
M1 = V2 x M2
50 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,240385 M
Ø Untuk erlenmeyer 2 :
V1 x
M1 = V2 x M2
40 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,192308 M
Ø Untuk erlenmeyer 3 :
V1 x
M1 = V2 x M2
30 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,144231 M
Ø Untuk erlenmeyer 4 :
V1 x
M1 = V2 x M2
20 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,096154 M
Ø Untuk erlenmeyer 5 :
V1 x
M1 = V2 x M2
10 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,048077 M
Ø Untuk erlenmeyer 6 :
V1 x
M1 = V2 x M2
5 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,024038 M
? Menghitung laju reaksi :
Ø Untuk erlenmeyer 1 :
Laju rx = = = 0,013 M det-1
Ø Untuk erlenmeyer 2 :
Ø
Laju rx = = = 0,008 M det-1
Ø Untuk erlenmeyer 3 :
Ø
Laju rx = = = 0,004 M det-1
Ø Untuk erlenmeyer 4 :
Laju rx = = = 0,002M det-1
Ø Untuk erlenmeyer 5 :
Laju rx = = = 4 x 10-3
M det-1
Ø Untuk erlenmeyer 6 :
Ø
Laju rx = = = 9 x 10-5
M det-1
? Menghitung Orde Reaksi :
Ø Perbandingan 1 (Laju Rx 1 dengan Laju Rx 2)
:
1,625
= [1,25] m
m = 2,1
Ø Perbandingan 2 (Laju Rx 2 dengan Laju Rx 3)
:
2 =
[1,33] m ; m
= 2,45
Ø Perbandingan 3 (Laju Rx 3 dengan Laju Rx 4)
:
2 = [1,50] m ;
m = 1,77
Ø Perbandingan 4 (Laju Rx 4 dengan Laju Rx 5)
:
5 = [2]
m ; m
= 2,32
Ø Perbandingan 5 (Laju Rx 5 dengan Laju Rx 6)
:
4,44 = [2]
m ; m
= 2,16
Dari
perbandingan ketiga orde tersebut disimpulkan orde = 2
?
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi :
Ø Menghitung konsentrasi Na2S2O3
:
V1 x
M1 = V2 x M2
20 ml x 0,25 M = 52
ml x M2
M2 = 0,048 M
? Menghitung laju Reaksi :
Ø Untuk suhu 15°C :
Laju rx = = = 1,6 x 10-4
M det-1
Ø Untuk suhu 20°C :
Laju rx = = = 2 x 10-4
M det-1
Ø Untuk suhu 30°C :
Laju rx = = = 4 x 10-4
M det-1
Ø Untuk suhu 40°C :
Laju rx = = = 8 x 10-4
M det-1
Ø Untuk suhu 50°C :
Ø
Laju rx = = = 1 x 10-3
M det-1
? Menghitung Log laju reaksi :
Ø Untuk suhu 15°C = Log 1,6 x 10-4 M det-1= - 3,796
Ø Untuk suhu 20°C = Log 2 x 10-4 M det-1= - 3,699
Ø Untuk suhu 30°C = Log 4 x 10-4 M det-1= - 3,398
Ø Untuk suhu 40°C
= Log 8 x 10-4 M det-1= - 3,097
Ø Untuk suhu 50°C
= Log 1 x 10-3 M det-1= - 3
Grafik
hubungan laju reaksi terhadap seper waktu
Pembahasan
Percobaan kali ini dilakukan dengan tujuan
agar kita dapat menentukan orde
reaksi dari pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap kecepatan reaksi.
Pada percobaan pertama kita menentukan pengaruh konsentrasi terhadap laju
reaksi dengan cara memvariasikan volume dan percobaan
kedua kita menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengan cara memvariasikan
suhu pereaksi yaitu suhu dan suhu HCl.
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!