kali ini aku posting mengani laporan diagram terner ...aku posting laporan ini bukan untuk di kopy paste tapi saya peruntukkan untuk dijaidkan sebagai bahan tambahan dalam mengerjakan suatu laporan praktikumnya,,,,,so saya sarankan postingan ini jangan dikopy paste ajah yeah,,,,karena jika anda kopy paste sebenarnya bukan saya yg rugi tapi anda sendiri,,,kenapa ,,,,,,karena dengan anda kopy paste ajah maka anda tambah malas,,,,ookkkk,,,,mog psotingan ini bisa membantu teman 2.....
I.
TUJUAN
1. Menentukan
kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut.
2. Menggambarkan
fase diagram tiga komponen.
3. Manggambarkan
tie line pada diagram tiga komponen.
II. PERINCIAN
KERJA
v Pengumpulan
data percobaan
v Memeriksa
kebenaran data
v Perhitungan
dari data percobaan
III.
ALAT yang DIPAKAI
v Labu
erlenmeyer 50 ml 6 buah
v Erlenmeyer
100 ml 8 buah
v Buret
makro 25 ml 3 buah
v Corong
pemisah 1 buah
v Statif
dan penjepit buret 4 buah
v Penjepit
cincin 1 buah
IV. BAHAN
yang DIGUNAKAN
v Asam
Asetat glasial
v Kloroform
v Larutan
standar NaOH
v Indikator
PP dan Aquadest
V. DASAR TEORI
Kelarutan
suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam suatu
larutan. Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion
selalu berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut
air).Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang
diperlukanuntuk menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap pelarut memiliki
batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis
larutan elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).Pemisahan
suatu larutan dalamcampuran dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
dengan ekstraksi.Ektraksi merupakan suatu metoda yang didasarkan pada perbedaan
kelarutankomponen campuran pada pelarut tertentu dimana kedua pelarut tidak
salingmelarutkan.
Bila
suatu campuran cair,misalnya komponen A&B dicampurkan tidak
salingmelarutkan sehingga membentuk dua fasa. Maka untuk memisahkannya
digunakan pelarutyang kelarutannya sama dengan salah satu komponen dalam
campuran tersebut. Sehinggaketiganya membentuk satu fasa.Sistem tiga komponen
aturan fase menghasilkan F= 5 ± P. Bila terdapat satu fase,maka F = 4, oleh
karenanya penggambaran secara geometrik yang lengkap memerlukan
ruang berdimensi empat. Bila tekanan tetap, ruang tiga dimensi dapat
digunakan. Bila suhu maupuntekanan tetap, maka F = 3 ± P dan sistem dapat
digambarkan dalam ruang dua dimensi: P = 1,F = 2. Bivarian, P = 2, F = 1.
Unvarian; P = 3, F = 0, invarian.Suatu sistem tiga komponen mempunyai dua
pengubah komposisi yang bebas, sebutsaja X2 dan X3. Jadi komposisi suatu sistem
tiga komponen dapat dialurkan dalam koordinatcartes dengan X2 pada salah satu
sumbunya, dan X3 pada sumbu yang lain yang dibatasi olehgaris X2+X3=1. karena X
itu tidak simetris terhadap ketiga komponen, biasanya, komposisidialurkan pada
suatu segitiga sama sisi dengan tiap-tiap sudutnya menggambarkan suatukomponen
murni, bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah jarak dari seberang titik didalamsegitiga
ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga tersebut. Jarak antara setiap sudut
ketengah-tengah sisi yang berhadapan dibagi 100 bagian sesuai dengan komposisi
dalam persen.Untuk memperoleh suatu titik tertentu dengan mengukur jarak
terdekat ketiga sisi segitiga.
Kelarutan suatu zat
adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zatdalam suatu larutan.
Partikel-partikel zat terlarut baik berupa molekul maupun berupaion selalu
berada dalam keadaan terhidrasi (terikat oleh molekul-molekul pelarut
air).Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang
diperlukanuntuk menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap pelarut memiliki
batas maksimumdalam melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri dari dua jenis
larutan elektrolit makadapat membentuk endapan (dalam keadaan jenuh).
Jika kedalam sejumlah air kita tambahkan terus
menerus zat terlarut lama kelamaantercapai suatu keadaan dimana semua molekul
air akan terpakai untuk menghidrasi partikelyang dilarutkan sehingga larutan itu
tidak mampu lagi menerima zat yang akan dtambahkan.Kita katakan larutan itu
mencapai keadaan jenuh.Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainya,
dapat dinaikan kelarutannyadengan menambahkan suatu zat cair yang berlainan
dengan kedua zat cair yang lebih dahuludicairkan. Bila zat cair yang ketiga ini
hanya larut dalam suatu zat cair yang terdahulu, maka biasanya kelarutan
dari kedua zat cair yang terdahulu itu akan menjadi lebih kecil. Tetapi bilazat
cair yang ketiga itu larut dalam kedua zat cair yang terdahulu, maka kelarutan
dari keduazat cair yang terdahulu akan menjadi besar. Gejala ini dapat terlihat
pada sistem kloroform-asam asetat- air.Bila asam asetat ditambahkan kedalam
suatu campuran heterogen kloroform dan air pada suhu tertentu, kelarutan
kloroform dalam air akan bertambah, sehingga pada suatu ketikaakan menjadi
homogen. Jumlah asam asetat yang harus ditambahkan untuk mencapai
titik homogen (pada suhu tertentu tadi), tergantung dari komposisi
campuran kloroform dalam air.
Diagram Tiga Sudut
Untuk campuran yang terdiri atas tiga
komponen, komposisi (perbandingan masing-masing komponen) dapat digambarkan di
dalam suatu diagram segitiga sama sisi yangdisebut dengan Diagram Terner.
Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan) atau fraksi
mol (untuk gas).Diagram tiga sudut atau diagram segitiga berbentuk segitiga
sama sisi dimana setiapsudutnya ditempati komponen zat. Sisi-sisinya itu
terbagi dalam ukuran yang menyatakan bagian 100% zat yang berada pada
setiap sudutnya. Untuk menentukan letak titik dalamdiagram segitiga yang
menggambarkan jumlah kadar dari masing-masing komponendilakukan sebagai
berikut.
Gambar
1 : Bidang Grafik Diagram Terner untuk tiga komponen
Pada salah satu sisinya ditentukan dua titik
yang menggambarkan jumlah kadar zatdari masing-masing zat yang menduduki sudut
pada kedua ujung sisi itu. Dari kedua titik ituditarik garis sejajar dengan
sisi dihadapnya, titik dimana kedua garis itu menyilang,menggambarkan kadar
masing-masing zat.
VII. LANGKAH-LANGKAH
KERJA
? Dimasukkan
2 ml khloroform dan 18 ml asam asetat glasial kedalam erlenmeyer dengan
menggunakan pipet sebagai alat pengukurnya (diperoleh campuran 10% volume khloroform
dalam asetat glasial)
? Dititrasi
secara perlahan-lahan dengan air sampai permulaan timbulnya kekeruhan
? Dicatat
berapa banyak air yang digunakan untuk menitrasi.
? Diulangi
prosedur kerja diatas dengan menggunakan konsenterasi khloroform 20 ; 30 ; 40 ;
50 ; 60 ; 70 dan 80% (v/v).
Melakukan
pemisahan larutan
? Dimasukkan
campuran cloroform dengan asam asetat dengan perbandingan 4 : 1
? Dikocok
corong pemisah yang campuran dengan baik dan benar, kemudian dibiarkan campuran
cairan tersebut beberapa saat agar terbentuk dua lapisan cair
? Dipisahkan
masing-masing lapisan cairan kedalam dua buah erlenmeyer 100 ml yang telah
diketahui masing-masing beratnya ( ekstrak dan rafinatnya )
? Kemudian
dilakukan penimbangan berat ekstrak dan rafinat.
? Masing-masing
larutan dititrasi dengan larutan standar NaOH setelah dilakukan penambahan
indikator phenolphatalin
VI. DATA PENGAMATAN
Data pendukung
Bahan
|
Berat
jeni
|
Kloroform
|
1,48
g/ml
|
As.
Asetat glacial
|
1,05
g/ml
|
Air
|
1,00
g/ml
|
Data percobaan I
Sampel
|
As. Asetat glacial
|
Cholorom
|
Aquades
|
|||
Volume (ml)
|
Massa
(g)
|
Volume (ml)
|
Massa
(g)
|
Volume
(ml)
|
Massa
(g)
|
|
Sampel
I
|
18
|
18,9
|
2
|
2,96
|
22
|
22
|
Sampel
II
|
14
|
14,7
|
6
|
8,88
|
7,2
|
7,2
|
Sampel
III
|
10
|
10,5
|
10
|
14,8
|
3,5
|
3,5
|
Sampel
IV
|
8
|
8,4
|
12
|
17,76
|
1,7
|
1,7
|
Sampel
V
|
4
|
4,2
|
16
|
23,68
|
0,9
|
0,9
|
Sampel
VI
|
2
|
2,1
|
18
|
26,64
|
0,5
|
0,5
|
Data percobaan II
No
|
Erlemenyer
kosong
|
Isi
|
Erlemenyer
+ isi
|
Berat
isi
|
Titrasi
(ml)
|
1
|
73,34
|
98,409
|
25,069
|
36,7
|
|
2
|
73,39
|
114,865
|
40,885
|
6,9
|
VII. Perhitungan
Ć Sampel
I
% Berat CH3COOH = x 100%
= 42,13 %
%
Berat CHCL3 = x 100%
= 6,60 %
%
Berat H2O = x 100%
= 51,27 %
Ć Sampel
II
% Berat CH3COOH = x 100%
= 47,76 %
% Berat CHCl3 = x 100%
= 28,85
%
% Berat H2O =
x 100%
= 23,39
%
Ć Sampel
III
% Berat CHCl3
= x 100%
= 36,458 %
% Berat CH3COOH = x 100%
= 51,389
%
% Berat H2O = x 100%
= 12,153
%
Ć Sampel
IV
% Berat CHCl3 =
x 100%
= 30,15%
% Berat CH3COOH = x 100%
= 63,75 %
% Berat H2O =
x 100%
= 6,10
%
Ć Sampel
V
% Berat CHCl3 =
x 100%
= 14,59
%
% Berat CH3COOH = x 100%
= 82,28%
% Berat H2O =
x 100%
= 3,13 %
Ć Sampel
VI
%
Berat CHCl3 = x 100%
= 7,172
%
%
Berat CH3COOH = x 100%
= 91,120
%
%
Berat H2O = x 100%
= 1,708 %
? Untuk
Ekstrak
Mol NaOH =
M x L
= 5 x 42 ml
x
=
2,1 Mol
2,1 Mol NaOH
» 2,1 Mol CH3COOH
Massa CH3COOH = 2,1 Mol
x 60
= 12,6 gr
% Massa CH3COOH = x 100%
= x 100%
= 46,17 %
= 46 %
? Untuk
Raffinat
Mol NaOH =
M x L
= 5 x 2,5 ml
x
=
0,0125 Mol
0,0125 Mol NaOH
» 0,0125 Mol CH3COOH
Massa CH3COOH = 0,0125 Mol
x 60
= 0,75 gr
% Massa CH3COOH = x 100%
= x 100%
= 33,0467 %
= 33 %
VIII. PEMBAHASAN
Praktikum kelarutan zat ini bertujuan untuk mengetahui
berapa perbandingan pelarut yang harus ditambahkan sehingga dapat melarutkan
suatu zat ,sehingga didapatkan suatu perbandingan komponen yang mempunyai
efisiensi yang besar, baik dari segi harga, banyaknya zat yang dibutuhkan
ataupun dari segi sifat zatnya sendiri.
Pada praktikum kali ini, dicampurkan tiga komponen berfasa
cair yaitu aquades,kloroform dan asam asetat glasial. Kloroform tidak larut
dalam air karena kloroform bersifatnon polar dan air bersifat polar. Oleh
karena itu ditambahkan asam asetat glasial yang berfungsi sebagai
emulgator karena asam asetat glasial larut dalam kloroform maupun air. Dan dari
data yang didapatkan dapat dilihat bahwa semakin banyak asam asetat yang
ditambahkan pada larutan, maka semakin banyak air yang dibutuhkan untuk
mencapai kekeruhan. Asam asetat glasial yang digunakan dapat menaikkan
kelarutan kloroform dalam air.
Saat penambahan larutan dengan komposisi kloroform terbanyak
dan air terbanyak terjadi dua lapisan pada larutan. Lapisan atas merupakan
campuran dari air dan asam asetat glasial dan lapisan bawah adalah kloroform.
Berat jenis kloroform adalah 1,48 gr/mL, air 1gr/mL dan asam asetat glasial
1,05 gr/mL. Berdasarkan berat jenis tersebut dapat dilihat bahwa kloroform
memiliki berat jenis yang lebih besar, sehingga kloroform berada pada lapisan
bawah larutan.
Kedua lapisan tersebut dititrasi dengan NaOH untuk menguji
kadar asam asetat glasial dalam larutan. Dan volume NaOH yang dibutuhkan untuk
mencapai titik ekivalen titrasi larutan atas atau larutan air dan asam asetat
adalah 42 mL dan pada titrasi larutan kloroform atau lapisan bawah adalah 2,5 mL sedangkan konsentrasi NaOH yang dibutuhkan
adalah 0,5 N. Banyaknya NaOH yang dibutuhkan untuk menentralkan asam asetat
yang terkandung dalam air dan kloroform. Jumlah NaOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan asam asetat akan didapat jumlah asam asetat yang terkandung dalam
air dan kloroform. Dari titrasi yang dilakukan, didapat volume NaOH yang lebih
banyak untuk lapisan air daripada lapisan kloroform. Ini membuktikan bahwa air
larut dalam asam asetat lebih baik dari kloroform.
Dimana dari hasil perhitungan didapat kadar asam asetat glacial pada
ekstrak sebesar 46% dan pada raffinat sebebsar 33%. Pada percobaan ini terdapat
penyimpangan, karena Grafik tidak sempurna membentuk setengan
lingkaran, namun
penyimpangan ini masih relative kecil sehingga tidak dipermasalahkan. Adapun
penyebab terjadinya penyimpangan ini anntara lain:
1.
Dalam
prosedur bekerja, terjadi kekurang telitian dalam proses pengukuran,
penimbangan, serta dalam proses pengambilan larutan menggunakan pipet
memberikan sedikit pengaruh terhadap volume yang diukur.
2.
Dalam
titrasi dengan air Pembacaan buret tidak konstan dan buret yang bocor
mempengaruhi volume air yang dititrasi sehingga membuat volume dari air semakin besar.
3.
Di
dalam prosedur, proses titrasi NaOH dilakukan secara perlahan-lahan, namun
dalam pelaksaannya tidak dilakukan secara perlahan, sehingga pengukuran volume
NaOH saat terjadi perubahan warna indikator tidak akurat. Karena semakin banyak
larutan yang dititrasi oleh larutan ini, maka semakin besar pula molaritasnya.
4.
Penginterpretasian
perubahan warna setiap individu berbeda-beda. Momentum terjadinya perubahan
warna pun berbeda-beda, sehingga terjadi kekurang telitian dalam melihat
perubahan warna.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan didapat hasil:1.
v Pencampuran homogen
pada asam asetat glacial-kloroform dan pencampuran heterogen pada
kloroform-air.
v Semakin banyak asam
asetat glasial yang dicampurkan dengan kloroform maka semakin banyak pula
aquadest yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen. Jadi asam asetat
glasial dapat menaikan kelarutan kloroform dalam air.
v Pencampuran zat akan
homogen (saling melarutkan) jika komposisinya sesuai perbandingan (dapat
dilihat pada diagram terner), dan apabila komposisi salah satunya melebihi maka
akan terjadi pencampuran heterogen.
v Kelarutan dari zat
yang terlibat dalam pencampuran ini dapat dinaikan atau diturunkan dengan cara
melihat perbandingannya dari diagram terner.
XII. PERTANYAAN
- Bagaimana caranya untuk memperoleh kurva perubahan kelarutan terhadap temperatur
- Apa yang dimaksud dengan phase diagram tiga komponen
- Bagaimana cara menentukan the line
JAWABAN
PERTANYAAN
? Dengan
menghitung komponen pada tiap sampel dimana jumlah keseluruhan tiga komponen
ini harus 100 %, dimana setiap gram yang akan dicari harus kita ketahui
terlebih dahulu suhu pada saat itu (suhu pada saat terjadi reaksi) lalu
dihubingkan dengan BJ nya untuk mendapatkan gram masing-masing sampel.
? Diagram
tiga komponen adalah diagram tiga sudut yang berbentuk segitiga sama sisi,
dimana sudut-sudutnya ditempati oleh komponen zat. Sisinya itu terbagi dalam
ukuran yang menyatakan bagian 100 % zat yang berada pada setiap sudutnya
? T-Line
ditentukan dengan menarik garis lurus antara % Berat Raffinat dengan % Berat Ekstrak.
XIII. DAFTAR PUSTAKA
? Findlay
s Practical Physical Chenistry Daniels, Cs (terjemahan)
? Anonin.2010.Kesetimbangan Fasa
dan Diagram Fasa.http://chem-is-try.com
Dogra.2008.Kimia Fisik Dan Soal-Soal.Erlangga.Bandung.
Dogra.2008.Kimia Fisik Dan Soal-Soal.Erlangga.Bandung.
? Konneth.1993.Prinsip-Prisip
Kesetimbangan Kimia Edisi Keempat.UI-press Jakarta.
? Mulyani,Sri.2004.Kimia Fisik
I.UPI.Jakarta
? Sukardjo.1997.Kimia Fisika.Bineka
Cipta.Jogyakarta
? Tim Dosen.2010.Penuntun praktikum
Kimia Fisika I. FMIPA UNM.Makassar.
0 comments:
Post a Comment
Komentarnya!!!!!!!!!